Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Kasus HIV/AIDS Terbanyak di Sulawesi Selatan Ada di Kota Makassar

22 Agustus 2022   19:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   19:58 1869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Fasilitas, layanan dan dukungan HIV/AIDS semula hanya ada di Kota Makassar sehingga warta dari daerah lain memilih tes HIV di Makassar

"Jumlah pengidap HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak tahun 2005 hingga 2022, mencapai kurang lebih 26.000 kasus. Kasus terbanyak tercatat berada di Makassar dengan jumlah mencapai sekitar 15.000 kasus."

Pernyataan di atas lead pada berita "Jumlah Pengidap HIV/AIDS di Sulsel Capai 26.000 Ribu Kasus. Kasus HIV/AIDS di Sulsel terbanyak di Makassar" di sulsel.idntimes.com (21/8-2022).

Sedangkan laporan di situs siha.kemkes.go.id jumlah kumulatif HIV/AIDS di Sulawesi Selatan dari tahun 1987 sampai 31 Desember 2021 sebanyak 16.267 yang terdiri atas 12.348 HIV dan 3.919 AIDS. Mungkin jumah 26.000 itu adalah prediksi. Sedangkan jumlah kasus nasional mencapai 579.188. Dengan jumlah kasus 16.267 Sulsel ada di peringakat ke-8 nasional dari 34 provinsi.

Terkait dengan pernyataan kasus HIV/AIDS di Sulsel terbanyak di Kota Makassar itu terjadi karena dulu fasilitas tes HIV hanya ada di Makassar. Selain itu warga dari daerah pun memilih tes HIV di Makassar karena ada beberapa LSM yang menampung dan mendampingi Odha (Orang dengan HIV/AIDS).

Jumlah kasus yang terdaftar di Makassar perlu juga diurai asal daerahnya agar bisa dilihat gambaran nyata penyebaran HIV/AIDS di Sulsel.

Disebutkan dalam berita: Akbar [Koordinator Pengelola Program di Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Sulsel, Andi Akbar Halim -- pen.] menyatakan, penularan HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan sangat sedikit pengidap HIV/AIDS yang bisa dijangkau untuk dilakukan terapi.

Selain penyebaran HIV/AIDS melalui pengidap HIV/AIDS, terutama laki-laki dewasa, yang tidak menjalani terapi obat antiretroviral (ART), pertambahan kasus HIV/AIDS di Sulsel juga terjadi melalui warga, terutama laki-laki dewasa, yang sering melakukan perilaku seksual berisiko.

Perilaku seksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS yang merupakan pintu masuk HIV/AIDS ke Sulsel, yaitu:

(1). Laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun