Selama materi KIE tentang HIV/AIDS terus dibalut dan dibumbui dengan moral dan agama, maka selama itu pula banyak orang yang akan terjerumus ke perilaku seksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Seseorang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, jika pernah atau sering melakukan perilaku seksual berisiko, yaitu:
(1). Laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,Â
(2). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) dengan perempuan yang serng berganti-ganti pasangan, dalam hal ini pekerja seks komersial (PSK) langsung dan cewek prostitusi online, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, dan
(3). Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) dengan gigolo dengan kondisi gigolo tidak memakai kondom.
Untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru hanya bisa dilakukan jika ada program konkret yaitu intervensi terhadap tiga perilaku di atas. Selama tidak ada intervensi, maka kasus demi kasus HIV baru akan terus terjadi sebagai 'bom waktu' yang akhirnya kelak sampai pada 'ledakan AIDS.' *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H