Pembatasan yang diberlakukan di banyak negara, termasuk Indonesia, terkait dengan pandemi virus corona (Covid-19) sekitar dua tahun berdampak buruk secara sosial dan psikologis terhadap anak-anak, terutama usia dini.
Kondisi itu mempengaruhi pertumbuhan fisik dan psilogis anak-anak karena mereka kehilangan interaksi sosial dengan kehidupan sosial di masyarakat dan sekolah.
Bahkan, interaksi dengan orang tua dan anggota keluarga lain pun terganggu karena pembatasan fisik. Apalagi orang tua atau anggota keluarga lain bekerja di luar rumah maka ketika mereka pulang ke rumah ada aturan yang membuat relasi antara anggota keluarga dibatasi.
Maka, ketika pandemi mulai reda dan pembatasan mulai dikurangi kehidupan memasuki masa transisi dengan kondisi anak-anak sudah kehilangan masa bermain dan bersekolah serta interaksi yang terbatas di sosial dan keluarga. Dalam kaitan inilah peringatan Hari Keluarga Nasional setiap tanggal 29 Juni jadi penting sebagai pengingat.
Di masa transisi orang tua dan anggota keluarga lain mulai mempunyai rutunitas baru yang tetap ada pembatasan secara fisik dan sosial. Dalam kondisi ini lagi-lagi anak-anak menghadapi masalah baru pula.
Data UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund - Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa) menunjukkan selama pandemi orang tua mengalami tingkat stres  dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. Selain itu penilaian UNICEF juga menunjukkan bahwa pengasuhan anak di rumah saja memiliki risiko tersendiri. Kondisi ini sangat mungkin mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis anak. Soalnya, sebelum pandemi anak-anak berinteraksi secara sosial di keluarga, lingkungan dan sekolah. Akhi pekan pun dihabiskan dengan wisata atau jalan-jalan ke mal.
Dalam kaitan itulah, seperti dikatakan oleh Corporate Communications Director, Danone Indonesia, Arif Mujahidin, masa transisi jadi kesempatan yang baik untuk mengasah dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, terutama dalam perkembangan sosial emosionalnya. Hal ini disampaikan oleh Arif di webinar Danone Indonesia, Jakarta, 28 Juni 2022, bertema "Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi." Bagi yang ingin mendapatkan informasi lengkap tentang kiat keluarga, silakan klik YouTube "Nutrisi Bangsa" (https://www.youtube.com/watch?v=P9QTbLbGPnw).
Terkait dengan aspek emosional anak, Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak, Dr dr Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH, mengatakan dalam webinar bahwa aspek sosial dan emosional sangat penting bagi anak untuk mencapai semua aspek kehidupannya dan bersaing di fase kehidupan selanjutnya yang dimulai dari remaja hingga lanjut usia.
Maka, optimalisasi peran orang tua dalam memberikan pengasuhan pada anak-anak di masa transisi merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anak. Peran orang tua jadi penting karena secara empiris anak-anak sangt tergantung kepada orang tua. "Kami memahami bahwa anak membutuhkan lingkungan terdekatnya untuk merangsang dan memberikan kesempatan tumbuh kembang yang optimal," ujar Arif mengingatan orang tua.