Tidak usah takut atau khawatir tentang identitas karena tes HIV sukarela menganut asas konfidensialitas dan rahasia (informasi tentang identitas dan hasil tes serta pengobatan hanya diketahui oleh Saudara dan tenaga medis yang menangani), selain itu ada konseling sebelum dan sesudah tes HIV, serta informed consent (persetujuan).
Ketika Saudara mendaftar untuk tes HIV sukarela, petugas akan memberikan konseling berupa informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Jika Saudara sudah paham, maka berikan persetujuan untuk menjalani tes HIV.
Setelah ada hasil tes, Saudara menerima konseling lagi terkait dengan hasil tes. Bagi yang belum dewasa bisa saja hasil tes, tentu dengan persetujuan yang bersangkutan, diberitahu kepada orang tua.
Sedangkan yang dewasa bisa menyampaikan hasil tes langsung kepada pasangan (istri) atau meminta bantuan petugas yang menangani konseling dan tes.
Lebih cepat status HIV diketahui, maka semakin baik ke depan karena bisa langsung ditangani secara medis, antara lain dengan pemberian obat ARV, agar kondisi kesehatan tetap terjaga dan tidak sampai ke tahap atau masa AIDS.
Masa AIDS adalah kondisi antara 5-15 tahun setelah tertular HIV jika tidak minum obat ARV yaitu sistem imunitas diri yang rendah sehingga mudah tertular berbagai macam penyakit dan sulit disembuhkan. Nah, penyakit-penyakit yang terjadi di masa AIDS itulah yang menyebabkan kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) atau pengidap HIV/AIDS. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H