Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual, tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual
"Ngeri! Tak Disangka DPR Sebut Data Penyumbang Kasus HIV dari Penyimpangan Seksual Terus Meningkat: Penularan AIDS karena Tindakan LGBT" Ini judul berita di poskota.co.id, 16/5-2022.
Yang ngeri bukan soal LGBT dan peningkatan penularan HIV/AIDS, justru judul berita ini yang benar-benar mengerikan karena tidak akurat.
Pertama, laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 30 September 2021, menunjukkan dari 132.955 kasus AIDS dari tahun 1987 sd 30 Juni 2021 faktor risiko heteroseksual 70,0% sedangkan homoseksual 8,4%. Ini bukti pernyataan legislator itu tidak akurat.
Kedua, penularan HIV melalui hubungan seksual bukan karena penyimpangan seksual (sifat hubungan seksual), tapi karena kondisi ketika terjadi hubungan seksual, baik heteroseksual maupun homoseksual di dalam atau di luar nikah, yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau yang menganal tidak memakai kondom. Ini fakta medis (Lihat matriks).
Ketiga, disebutkan 'Penularan AIDS karena Tindakan LGBT'. Ini keliru karena AIDS bukan virus atau penyakit sehingga tidak menular. AIDS adalah kondisi seseorang yang tertular HIV yang tidak minum obat antiretroviral (ARV) sehingga mencapai masa AIDS dengan kondisi sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Keempat, dalam pernyataan 'Penularan AIDS karena Tindakan LGBT' L adalah lesbian. Penyebutan lesbian sebagai penyebab penularan HIV/AIDS meningkat jelas hoaks karena tidak ada seks penetrasi pada lesbian sehingga tidak ada risiko penularan HIV.
Baca juga: Kaitkan Lesbian Langsung dengan Penyebaran HIV/AIDS Adalah Hoax
Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, yang juga Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga, mengatakan: "Kewaspadaan keluarga Indonesia terhadap perilaku LGBT karena memiliki faktor risiko penularan yang tinggi dalam penyebaran HIV/AIDS. Lindungi anak-anak kita agar jauh dari tindakan penyimpangan seksual yang berpotensi memiliki faktor risiko tinggi penularan HIV."