(a). PSK langsung yaitu PSK yang kasat mata, seperti yang mangkal di tempat pelacuran (dulu disebut lokalisasi atau lokres pelacuran) atau mejeng di tempat-tempat umum, dan
(b). PSK tidak langsung yaitu PSK yang tidak kasat mata. Mereka ini 'menyamar' sebagai anak sekolah, mahasiswi, cewek pemijat, cewek pemandu lagu, ibu-ibu, cewek (model dan artis) prostitusi online, dll. Dalam prakteknya mereka ini sama dengan PSK langsung sehingga berisiko tertular HIV/AIDS.
(3) Pernah menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV/AIDS,
(4) Pernah atau sering memakai jarum suntik dan tabungnya secara bergiliran dan bergantian, terutama pada penyalahgunaan Narkoba, dan
(5) Pernah atau sering menyusu pada perempuan pengidap HIV/AIDS.
Maka, kalaupun ada 17 ciri-ciri yang disebutkan sekaligus pada seseorang, maka ciri-ciri itu sama sekali tidak terkait dengan infeksi HIV/AIDS jika yang bersangkutan tidak pernah melakukan perilaku-perilaku berisiko di atas.
Sebaliknya, tanpa ciri-ciri pun bisa saja seseorang dengan perilaku berisiko di atas sudah tertular HIV/AIDS. Maka, setiap orang yang pernah atau sering melakukan salah satu atau beberapa perilaku berisiko sebaiknya menjalani tes HIV secara sukarela di Puskesmas atau rumah sakit pemerintah terdekat.
"Ngeri kali" berita ini karena 17 ciri-ciri yang disebut terkait dengan HIV/AIDS bisa dialami, bahkan berulang kali, setiap orang tanpa melalui salah satu atau beberapa perilaku berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Ada baiknya wartawan dan redaktur lebih arif dan bijaksana menulis berita HIV/AIDS, janganlah terpaku pada pandangan berita yang sensasional dan bombastis karena bisa hanya 'omong kosong.' *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H