Sudah jamak terdengar keluhan ibu-ibu: "Duh, anak saya susah makan" ada pula keluhan "Anak saya cuma mau camilan" dan lain-lain. Kebiasaan buruk itu bisa berlanjut sampai masa anak-anak dan remaja. Pada setiap tingkatan mulai dari kehamilan dan anak-anak (dikenal sebagai 1000 Hari Pertama Kehidupan -- 1000 HPK), remaja sampai dewasa pola makan mempengaruhi kehidupan.
Salah satu masalah yang besar yang terjadi pada anak-anak adalah stunting (pertumbuhan fisik yang tidak sesuai dengan umur). Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar dengan skala nasional berbasis komunitas yang dilakukan secara berkala oleh Badan Litbangkes, Kemenkes RI) proporsi stunting pada anak-anak Indonesia tahun 2018 sebesar 30,8%, padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya sebesar 20%.
Memang, stunting erat kaitannya dengan 1000 HPK, tapi anak-anak dengan stunting bisa 'diselamatkan' melalui makanan dengan gizi dan nutrisi serta hidrasi yang baik. Untuk memberikan wawasan kepada masyarakat, terutama orang tua, Danone Indonesia memasyarakatkan upaya-upaya untuk membangun masyarakat yang sehat melalui edukasi tentang gizi seimbang. Sosialisasi dilakukan melalui webinar "Festival Isi Piringku Anak Usia 4 -- 6 Tahun" pada 26/2-2021 melalui channel You Tube.
Baca juga: Kecukupan Nutrisi pada "1000 Hari Pertama Kehidupan" Cegah Stunting
Menurut Dr Rr Dhian Proboyekti Dipo, SKM, MA, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, pada webinar bahwa pencegahan stunting tetap jadi fokus dengan langkah-langkah strategis melalui berbagai program yang dijalankan pemerintah. Program ini untuk menurunkan angka stunting pada proporsi 14% di 2024.
Langkah Strategis Pemerintah dalam Menangani Stunting
Tentu saja upaya untuk menurunkan proporsi stunting tidak semudah membalik telapak tangan karena 'isi piringku' berupa makanan nutrisi dengan gizi seimbang dan hidrasi sehat terganggu karena pandemi virus corona (Covid-19) yang merontokkan perekonomian dunia.
Seperti banyak keluhan ibu-ibu tentang anak mereka yang sulit makan, apalagi makanan dengan nutrisi dan gizi seimbang, maka diperlukan cara-cara yang realistis untuk mendorong anak-anak mau makan makanan yang tersaja di 'isi piringku'. Langkah yang strategis adalah melalui edukasi di sekolah dan rumah untuk memberikan panduan makan sehat anak.
Selain tidak bisa menurunkan angka stunting makanan anak-anak yang tidak sesuai dengan nutrisi dan gizi seimbang pada 'isi piringku', maka akan berlanjut ke masa remaja dan dewasa seperti anemia. Semua ini akan bermuara pada kelemahan sumber saya manusia (SDM) dengan tingkat persaingan yang rendah di ranah global. Pada akhirnya kondisi ini akan merongrong perekonomian negara.
Baca juga: Mendorong Masyarakat Untuk Memutus Rantai Anemia Pada Lintas Generasi