Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penanganan Covid-19 di Indonesia dengan Program 'Setengah Hati'

5 Juli 2020   07:09 Diperbarui: 5 Juli 2020   07:31 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Wisatawan berenang di pantai di Phuket, Thailand, 26 Maret 2020, di tengah lockdown. (Foto: news.cgtn.com/AP).

Pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) belum menunjukkan tanda-tanda akan melemah karena kasus baru terus terdeteksi di 211 negara di dunia. Korea Selatan (Korsel) yang sejak pertengahan April 2020 sampai akhir Mei 2020 hanya mendeteksi kasus harian 1dan 2 digit, bahkan sering 0, tapi sejak akhir Juni 2020 kasus baru mulai terdeteksi.

Semula Korsel mulai membuka kegiatan publik, seperti sekolah, tapi ketika kasus baru kembali terdeteksi sekolah ditutup lagi. Jumlah kasus Covid-19 di Korsel dilporkan sampai tanggal 5 Juli 2020 sebanyak 13.030 di peringkat ke-63 dunia (worldometer).

Laporan Harian Covid-19 di Korsel (Sumber: worldometer)
Laporan Harian Covid-19 di Korsel (Sumber: worldometer)

Di Korsel sendiri sebenarnya tidak pernah terjadi puncak pandemi karena kasus harian terbanyak hanya 851 pada tangggal 3 Maret 20202 dan hari-hari berikutnya kasus baru turun dan landai terkadang 0. Padahal, Korsel menjalankan tes swab massal yang masif secara sistematis melalui 633 outlet di seluruh negeri

Bahkan, tes swab dijalankan Korsel sebelum ada kasus terdeteksi yaitu tanggal 2 Januari 2020.  Ini hanya dua hari setelah ada laporan ke Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) tentang virus pneumonia baru di Wuhan, China, 31 Desember 2020.

'Vaksin Sosial' Tes Masif yang Sistematis serta Penerapan Protokol Kesehatan

Langkah Korsel itu masuk akal karena Negeri Ginseng itu jadi tujuan utama warga China untuk berlibur. Di awal Januari 2020 disebutkan puluhan ribu warga Wuhan melancong ke Korsel untuk merayakan tahun baru. Diperkirakan sebagian besar dari pelancong itu tertular virus corona tanpa gejala.

Perkiraan kalangan ahli itu terbukti ketika seorang perempuan, 61 tahun, pelancong asal Wuhan terdeteksi tertular virus corona di Bangkok, Thailand, 13 Januari 2020. Ini kasus pertama virus corona di luar China.

Biar pun puluhan ribu pelancong Wuhan, sebagian besar diperkirakan dengan virus corona, pemerintah Korsel juga sudah siap siaga yaitu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan rakyat Korsel dengan sukarela menjalankan protokol kesehatan, yaitu selalu memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

Maka, ketika puluhan ribu warga Wuhan merayakan tahun baru di beberapa kota besar di Korsel yang berhubungan langsung dengan pelancong itu hanya orang-orang yang terkait langsung, seperti karyawan hotel, restoran, transportasi, imigrasi, dll. Sedangkan jutaan warg Korsel memilih tetap di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun