Di jubul berita disebutkan mayoritas penderita HIV/AIDS di Kota Salatiga adalah ibu rumah tangga. Celakanya, tadak ada program yang konkret untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa heteroseksual melalui hubungan seksual dengan PSK/ Maka, ibu rumah tangga di Kota Salatiga akan terus bertambah yang kelak menambah jumlah bayi yang lahir dengan HIV/AIDS.
Dikatakan lagi oleh Marhadi: .... apabila kesadaran masyarakat untuk cek kesehatan diri sudah tinggi, akan lebih baik jika kemudian diketahui mengidap HIV/AID atau tidak dan dapat dilakukan penanganan lebih lanjut.
Langkah yang disebut Marhadi itu adalah di hilir. Artinya, Pemkot Salatiga membiarkan warganya, terutama laki-laki dewasa, tertular HIV dan menyebarkannya di masyarakat terutama kepada istrinya baru kemudian menjalani tes HIV.
Begitu juga dengan: DKK Salatiga, lanjutnya (Marhadi-pen.), juga turut melakukan pemeriksaan rutin berkala terhadap para pekerja hiburan di kompleks karaoke Sarirejo Salatiga.
Ketika ada pekerja hiburan yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS itu artinya: (a). Ada laki-laki dewasa, bisa saja warga Kota Salatiga, yang mengidap HIV/AIDS yang menularkan HIV/AIDS ke pekerja hiburan tsb., dan (b) Ada banyak laki-laki dewasa, bisa saja warga Kota Salatiga, yang berisiko tertular HIV/AIDS dari pekerja hiburan yang mengidap HIV/AIDS Â karena melakukan hubungan seksual tanpa kondom.
Yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu yaitu menurunkan insiden infeksi HIV pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK. Ini yang mendesak dilakukan oleh Pemkot Salatiga.
Tanpa langkah konkret yaitu intervensi terhadap laki-laki agar memakai kondom setiap kali seks dengan PSK, maka selama itu pula insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi. Laki-laki yang tertular HIV/AIDS tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.
Akibatnya, laki-laki pengidap HIV/AIDS jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam nikah atau di luar nikah terutama ke istrinya. Pada akhirnya penyebaran HIV/AIDS di Kota Salatiga akan sampai pada 'ledakan AIDS'. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H