Dalam Sehari, 3 Orang di Maluku Terinfeksi HIV/AIDS. Ini judul berita di rri.co.id, 16/7-2019. Pernyataan dalam judul ini benar-benar tidak masuk akal karena tidak bisa diketahui kepada seseorang tertular HIV/AIDS, kecuali melalui transfusi darah.
Disebutkan bahwa data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku sampai Juli 2019 tercatat 5.330 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi. Kota Ambon menempati urutan teratas yaitu 3.529 kasus.
Disebutkan: Penyebaran HIV/AIDS di Maluku terbilang cukup tinggi, bila dirata-ratakan dalam sehari terdapat 2-3 orang terinfeksi virus membahayakan itu.
Pernyataan di atas menunjukkan pemahaman wartawan yang menulis berita ini tentang epidemi HIV/AIDS sangat rendah. Tidak bisa diketahui dengan pasti kapan seseorang tertular HIV/AIDS.
Yang bisa diketahui adalah terdeteksi HIV/AIDS melalui tes HIV yang sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku, al. konseling sebelum dan sesudah tes, sukarela, informed consent, dan kerahasiaan. Itu artinya yang 2-3 orang itu adalah yang terdeteksi bukan yang tertular HIV/AIDS.
Dikatakan oleh Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rosa Pentury, jumlah kasus HIV/AIDS di lapangan justru melebihi data Dinkes. Disebutkan pula: Masih banyak yang belum terdeteksi, penderita HIV/AIDS cenderung menutup diri dan enggan memeriksakan kesehatannya.
Persoalannya adalah: Apakah Pemprov Maluku mempunyai strategi yang riil dan tidak melawan hukum serta melanggar hak asasi manusia (HAM) dalam mencari kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat?
Kalau tidak ada itu artinya penyebaran HIV/AIDS di masyarakat akan terus terjadi tanpa disadari oleh orang-orang yang mengidap HIV/AIDS karena mereka tidak mengalami keluhan dan tanda-tanda yang khas pada kesehatan dan fisik terkait dengan HIV/AIDS. Penyebaran HIV/AIDS di masyarakt terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Disebutkan: " .... penderita HIV/AIDS cenderung menutup diri dan enggan memeriksakan kesehatannya."
Pernyataan di atas ngawur karena orang-orang yang sudah terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV yang baku akan tercatat di tempat tes dan mereka rutin mengambil obat antiretroviral (ARV) dan berobat karena keluhan kesehatan lain.