Data jumlah kasus AIDS pada ibu rumah tangga (11.655) pada berita ini di Juni 2016. Padahal, data sampai 31 Desember 2018 adalah 16.405 (Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 28/2-2019). Yang perlu diingat adalah angka ini hanya kasus yang terdeteksi, al. melalui tes HIV ketika ibu hamil.Â
Padahal, epidemi HIV erat kaitannya dengan fenomena gunung es yaitu kasus yang terdeteksi, dalam hal ini 16.405, digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi pada ibu rumah tangga digambarkan sebagai bongkahan es di bawah permukaan air laut.
Dalam berita disebutkan " .... pekerja seks (kasus AIDS-pen.) justru cenderung lebih rendah hanya (2.818 orang)." Ini data Juni 2016, sedangkan sampai 31 Desember 2018 dilaporkan 3.453 kasus AIDS pada PSK (Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 28/2-2019).
Pernyataan tsb. menunjukkan wartawan yang menulis berita itu tidak memahami epidemi HIV/AIDS terkait dengan PSK. Seperti disebutkan seorang PSK melayani hubungan seksual tanpa kondom dengan 3-5 laki-laki setiap malam. Laki-laki yang tertular HIV dari PSK jadi mata rantai penularan HIV di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Baca Juga:Â Gejala HIV/AIDS Tidak Otomatis Terkait dengan Infeksi HIV/AIDS
Karena dalam berita tidak ada penjelasan mengapa pengidap HIV/AIDS lebih banyak pada orang-orang yang bukan PSK, maka berita itu sama sekali tidak memberikan pencerahan kepada masyarakat. Soalnya, dalam berita tidak ada informasi yang akurat tentang upaya melindungi diri agar tidak tertular HIV/AIDS. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H