Dikatakan oleh Riswanto: "Dari data kami, pengidap paling banyak dari hubungan sex. Mirisnya, penularannya kemudian merambah pada ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak balita."
Ini salah satu indikator yang membuktikan praktek pelacuran di DI Yogyakarta yang melibatkan suami-suami yang perilaku seksualnya berisiko tertular HIV yaitu tidak memakai kondom ketika seks dengan PSK.
Suami-suami yang tertular HIV dari PSK menularkan HIV ke istrinya (horizontal), jika istri tertular HIV ada pula risiko penularan HIV dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya (vertikal) terutama pada saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).
Kekhawatiran kehadiran bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo terkait dengan HIV/AIDS merupakan hal yang terlalu dibesar-besarkan karena pengguna jasa kapal terbang umumnya menginap di Kota Jogja. Tentang pekerja yang banyak, al. dari luar daerah, yang melakukan transaksi seks jadi masalah besar karena di Kulon Progo tidak ada lokalisasi pelacuran sehingga semua terjadi di luar kendali.
Selama transaksi seks tidak dilokalisir, maka selama itu pula praktek pelacuran dengan kondisi hubungan seksual yang berisiko tinggi terjadi penularan HIV akan terus terjadi. Penyebaran HIV/AIDS di masyarakat ibarat 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS'. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H