Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tanpa "Hari Valentine" pun Perzinaan Tetap Merajalela

14 Februari 2019   09:27 Diperbarui: 14 Februari 2019   10:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: rightquotes4all.com)

Kasih sayang kepada orang-orang yang dicintai sama sekali tidak identik dengan hubungan seksual karena praktek pelacuran berupa transaksi seks dengan berbagai modus hanya karena uang bukan kasih sayang.

Hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK), misalnya, adalah bentuk 'jual beli cinta' (sesaat). Dikesankan hubungan seksual terjadi karena cinta, padahal itu hanyalah imitasi belaka. Cuma, tidak sedikit laki-laki yang tertipu geliat dan goyangan PSK. Untuk itu mereka membeli obat kuat dan 'permak' penis dengan harapan bisa 'memuaskan' PSK. Padahal, geliat dan erangan PSK hanyalah taktik agar permainan cepat selesai.

[Baca juga: Duka Derita PSK di 'Sarkem' Yogyakarta]

Jika kemudian ada yang memanfaatkan Hari Valentine dengan seks di luar nikah dan mabuk-mabukan itu merupakan dampak buruk yang merupakan ulah segelintir orang dengan pola pikir 'iblis'. Jelas 'kerusakan' bukan pada Hari Valentine tapi pada perilaku orang per orang yang melakukan seks atas nama Hari Valentine.

Bagi remaja putri dan cewek dewasa diminta menolak ajakan seks di Hari Valentine karena seks di luar nikah, apalagi sama tidak terkait dengan reproduksi, karena bukan bagian dari kasih sayang. Seks yang diumbar dengan nafsu birahi tanpa tanggungjawab bisa berakhir dengan aborsi yang sangat merugikan perempuan.

Ketika epidemi IMS [infeksi menular seksual yang lebih dikenal sebagai 'penyakit kelamin', yaitu kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), herpes genitalis, hepatitis B, klamidia, jengger ayam, virus  kanker serviks, dll.] dan HIV/AIDS sudah ada di semua sudut Bumi, tentulah seks yang disalahgunakan di Hari Valentine bisa jadi faktor risiko yang mendorong penularan (infeksi) IMS atau HIV/AIDS atau dua-duanya sekaligus. Lagi-lagi cewek atau perempuan yang lebih besar risiko tertular karena bisa jadi laki-laki yang ajak seks juga punya pasangan seks lain, laki-laki dan/atau perempuan.

Tentu seks dalam nikah dengan pijakan Hari Valentine bisa lain maknanya karena ada emosi dan birahi yang meletup-letup seiring dengan hasrat untuk saling menunjukkan cinta (sumber: wikipedia, history.com, scmp.com dan sumber-sumber lain). *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun