Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berlindung di Balik Proteksi (Akan) Digilas Kemajuan Teknologi

14 Januari 2019   11:01 Diperbarui: 14 Januari 2019   17:25 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam paparannya dw.com, menyebutkan dalam kurun waktu delapan tahun bisnis perdagangan elektronik Bukalapak menggaji 1.500 karyawan dengan total 2,4 juta pedagang online bergabung. Nilai pasar mencapai 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 14,2 triliun. Angka ini sejajar dengan perusahaan sekelas Indosat.

Gerai dan retail akan berhadapan dengan e-commerce yang tidak lagi memerlukan kedatangan secara fisik ke gerai. Cukup melihat di layar telepon pintar atau laptop semua sudah memenuhi keinginan.

Pada kesempatan silaturrahmi dengan pengemudi ojek online (Ojol) di Kemayoran, Jakarta Pusat (12/1/2019) Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pekerjaan masa depan adalah transportasi online. "Saya bangga karena Bapak/Ibu adalah orang yang berani menembus batas, berani keluar dari zona nyaman, berani keluar dari tradisi," ujar Presiden pada acara itu.

Berbagai kawasan di dunia sudah menerapkan perdagangan bebas, bahkan ASEAN pun sudah sepakat mulai diterapkan mulai 1 Januari 2016 yang dikenal sebagai MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau ASEAN Economic Community (AEC). Yang terjadi adalah integrasi sistem perdagangan di kawasan ASEAN.

[Baca juga: Era Komunitas Ekonomi Asean 2015: Salon 'Sri' vs Salon 'Thai']

Berbagai persoalan yang dihadapi dunia usaha, bisnis dan sektor lain di Indonesia terkait dengan kemajuan teknologi, dalam hal ini tekenologi informasi dan telekomunikasi, menunjukkan ketidaksiapan kita dan selalu berlindung di balik proteksi. Berbaga kalangan pekerjaan pun selalu meminta pemerintah membuat proteksi.

Celakanya, pasar bebas dunia tidak lagi mengenal batas fisik negara dan proteksi tapi sertifikasi. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun