*Peringatan dini abaikan kecepatan gelombang tsunamiÂ
"Tittt ....titttt .... tittt" Ponsel diangkat. Di layar terbaca "PERINGATAN DIRI TSUNAMI". Buarrrrrrrrrrrrrrrrr .... Dinding depan rumah rubuh .... Â Ketika terbangun sudah terbaring di rumah sakit. Atau, maaf, malah sudah ada di alam baka.
Kecepatan Gelombang
Maka, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga meminta agar BMKG dan BPBD  segera melengkapi dan memperbaiki alat pendeteksi bencana atau early warning system (EWS). Hal ini dilakukannya, guna mencegah banyaknya korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam seperti di Perairan Selat Sunda (newsdetik.com, 24/12-2018).
Sebelumnya ada Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5, yang juga berbicara soal peringatan dini: "Kita manusia yang diberi pikiran, sehingga harus cari cara agar ini bisa dihadapi. Makanya harus ada early warning system," ujar Megawati saat memberikan sambutan pelepasan bantuan untuk Palu-Donggala, Sulawesi Tengah di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (8/10/2018) (liputan6.com, 8/10-2018).
Dengan kecepatan gelombang tsunami di permukaan air laut antara 650 - 940 km/jam, maka dalam waktu 5 menit lidah gelombang tsunami sudah menempuh jarak 54 -- 78 km dari pusat tsunami. Jika hal ini terjadi di Selat Sunda, maka dalam waktu 5 menit lidah tsunami sudah sampai kedaratan pesisir barat Banten dan dua menit lagi mencapai pesisir selatan Lampung.
Apa yang bisa dikerjakan dalam waktu sekejap setelah ada bunyi sirene peringatan tsunami?
Praktis tidak ada. Berserah diri kepada-Nya pun tidak sempat karena baru membaca baris pertama SMS di ponsel sudah tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. Bayangkan seorang ibu sedang menyusui bayinya, tiba-tiba bunyi sirene peringatan tsunami. Apakah ibu ini bisa langsung berlari ke luar rumah menggendong bayinya? Kalau ada mertua yang lansia di rumah jadi urusan pula.
Sempadan Pantai