[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]
Akibatnya, banyak orang, terutama laki-laki dewasa, merasa tidak berisiko tertular HIV ketika melakukan hubungan seksual dengan cewek yang bukan PSK. Ini salah kaprah karena PSK tidak hanya yang kasat mata yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran, tapi ada juga PSK tidak langsung yaitu: PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, dll.
[Baca juga: AIDS di Sulawesi Selatan Didorong PSK Tidak Langsung]
Disebutkan: Saat ini, Dinkes Sulsel juga kata dia sedang melakukan sosialisasi di sekolah.
Persoalan besar terkait dengan penyebaran HIV/AIDS di masyarakat bukan pelajar dan mahasiswa karena mereka tidak mempunyai pasangan tetap (istri). Yang jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah, adalah laki-laki dewasa yang jadi pelanggan PSK langsung dan PSK tidak langsung.
Laki-laki dewasa yang tertular HIV/AIDS dari PSK langsung atau PSK tidak langsung akan menularkan HIV ke istrinya (horizontal), bahkan ada laki-laki yang beristri lebih dari satu, atau pasangan seks lain, termasuk juga PSK. Kalau istri tertular, maka ada pula risiko penularan HIV ke bayi yang mereka kandung kelak (vertikal), terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).
Maka, yang diperlukan adalah program penanggulangan yang konkret yaitu melakukan intervensi terhadap laki-laki agar memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK. Program ini hanya bisa dilakukan jika praktek PSK dilokalisir. Sedangkan terhadap PSK tidak langsung tidak bisa dilakukan intervensi karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dengan berbagai modus, bahkan memakai media sosial.
Selama tidak ada intervensi terhadap laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK, maka insiden infeksi HIV akan terus terjadi. Yang tertular menyebarkan HIV di masyarakat sebagai 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS'. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H