Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serial Santet #32 | Lintah Menarik Racun Santet dari Tubuh

17 September 2018   22:02 Diperbarui: 17 September 2018   22:27 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar kiri pertama kali terapi lintah, betis dan mata kaki bengkak. Setelah beberapa kali terapi lintah betis dan mata kaki sudah normal tapi penuh dengan noda hitam yang merupakan bekas-bekar racun santet (Dok Pribadi)

Banyak cerita dan kabar tentang terapi lintah. Terus terang kalau pun kemudian saya juga menjalani terapi lintah sama sekali bukan untuk menyembuhkan penyakit tertentu yang disebut-sebut bisa dengan terapi lintah.

Ketika dokter mengatakan kaki saya bengkak dan meminta agar tidak dipijit tentulah saya turuti. Akupunkturis pun mengatakan kaki saya bengkak. Memang, sejak betis dan paha saya sering kram di malam hari betis sampai ke bawah bengkak. Mata kaki rata dengan betis. 

[Baca juga: Serial Santet #25 | Kaki Kram di Tengah Malam Buta]

Untuk memastikan penyebabnya saya jalani pemeriksaan jantung dengan tes Echo (tes ekokardiografi atau USG jantung). "Untuk umur Bapak kondisi ini tidak jadi masalah," kata dokter spesialis jantung di sebuah rumah sakit kelas B di Jakarta Timur setelah melihat hasil Echo.

Ketika benda-benda penyebab kram di paha dan kaki ditarik oleh Pak Ajie di Cilegon, Banten, dia anjurkan agar kaki yang bengkak disedot lintah. Pikiran saya baru berubah dan menerima anjuran ini setelah dokter membaca hasil Echo.

Saya pun pergi ke Jatinegara di dekat Pasar Lokomotif di Jalan Bekasi Raya, Jakarta Timur, kira-kira 200 meter arah barat dari Stasiun KA Jatinegara. "Wah, itu eksim, Pak," kata Pak Caca, yang melayani terapi lintah di trotoar seberang arah utara halte bus Transjakarta "Stasiun Jatinegara 2".

Setelah saya jelaskan mengapa betis kanan saya bengkak dan ada bekas-bekas luka, barulah Pak Caca paham. Dia pun menempelkan dua lintah di betis kanan dan satu di bahwa mata kaki kanan 

[Baca juga: Serial Santet #30, "Terapi Lintah" Mengatasi Kaki Bengkak karena Racun Santet]

Ketika pertama kali jalani terapi lintah saya tidak pernah mencari informasi tentang terapi lintah karena pikiran saya hanya tertuju kepada upaya menarik racun yang tinggal di tubuh ketika benda-benda, hidup dan mati, berupa santet ditarik oleh Pak Ajie. Paku, misalnya, setelah ditarik dari badan sudah mengecil karena paku itu dibalut dengan racun. Ketika ditarik serpihan paku yang beracun tinggal di badan.

"Lintah akan menyedot darah yang beda dengan darah kita," kata Pak Ajie memberikan penjelasan mengapa dia menganjurkan terapi lintah untuk mengatasi kaki saya yang bengkak. Darah yang keluar dari bekas gigitan lintah encer seperti air dicampur gincu dan hitam kental jika tissue atau kapas ditempelkan ke bekas gigitan lintah.

Kondisi kedua kaki saya dari betis sampai telapak kaki sudah seperti biasa setelah beberapa kali jalani terapi lintah di Pak Caca. Persoalan yang muncul adalah banyak noda hitam di betis. "Ya, itu bekas racun yang menghambat aliran darah, Pak," kata Pak Ajie. Dan, noda hitam itu akan lama baru bisa hilang. Sudah jalan tiga bulan tapi noda-noda hitam masih ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun