Marak seks bebas, pemuda di Cilacap pakai reagent HIV buat tes pasangan. Ini judul berita di merdeka.com (26/7-2018).
Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Cilcaap sampai Maret 2018 dilaporkan 1.124 orang di Kabupaten Cilacap dengan faktor risiko 95 persen hubungan seksual.
Cara yang dilakukan pemuda dan mahasiswa di Cilacap itu, menurut Manajer Kasus di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji, yaitu penyalahgunaan alat tes HIV bermula dari pengakuan sejumlah pemuda dan mahasiswa yang berkonsultasi dan mengaku cemas terinfeksi HIV. Mereka bercerita bahwa banyak diantara kawan sebayanya membeli alat tes HIV secara online.
Berdasarkan pengakuan pemuda dan mahasiswa itu, Rubino yang juga Konselor VCT "Cahaya Pita" di RSUD Cilacap, mengatakan: "Dari temuan sejumlah konsultasi, ditengarai hal ini menjadi tren anak muda dan mahasiswa di Cilacap. Tujuannya agar bisa mengetahui sedini mungkin pasangan seksualnya terinfeksi HIV atau tidak." Jika hasil tes HIV yang mereka lakukan negatif, mereka tidak lagi memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual.
Cara yang dilakukan pemuda dan mahasiswa di Cilacap, Jawa Tengah, itu benar-benar perbuatan orang dungu (KBBI: sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh) dan diskrimanatif karena:
Pertama, cara yang dilakukan pemuda tsb. tidak sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yaitu dilakukan minimal tiga bulan setelah hubungan seksual berisiko dan penyalahguna narkoba dengan jarum suntik bergantian yang terakhir.
Bagaimana seorang pemuda yang akan ngeseks dengan seorang cewek mengetahui dengan pasti bahwa pasangannya yang akan dia tes HIV sudah melewati tiga bulan dari perilaku berisiko. Tentu saja tidak bisa!
Kedua, reagent mereka beli secara online. Ini tidak ada jaminan akurasi karena tidak direkomendasi oleh Kemenkes RI. Sedangkan Badan Kesehatan Sedua (WHO) merekomendsi reagent untuk tes HIV adalah ELISA.
Ketiga, setiap hasil tes HIV dengan ELISA harus dikonfirmasi dengan tes lain, seperti tes Western Blot atau dengan ELISA tiga kali tapi dengan cara yang berbeda dan reagent ELISA yang berbeda pula.
Nah, apakah pemuda Cilacap menjalankan standar ini? Jika standar ini tidak diterapkan itu artinya tes HIV tidak akurat.