Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Purbalingga, Tidak Ada Kaitan Letak Geografis dan Risiko Tertular HIV

7 Juli 2018   11:12 Diperbarui: 7 Juli 2018   11:53 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: healthsetu.com)

(b). Kalau tidak ada, apakah Pemkab Purbalingga bisa menjamin tidak ada laki-laki dewasa warga Kabupaten Purbalingga yang melakukan hubungan seksual dengan PSK langsung di luar wilayah Purbalingga?

Tentu saja tidak bisa. Itu artinya laki-laki warga Purbalingga yang tertular HIV di luar Purbalingga akan jadi mata rantai penyebaran HIV di Purbalingga karena mereka tidak menyadari sudah tertular HIV. Ini terjadi karena tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala yan khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan orang-orang yang sudah tertular HIV.

(c). Apakah di Purbalingga ada praktek pelacuran yang melibatkan PSK tidak langsung? PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yang bekerja di tempat-hiburan dan panti pijat plus-plus.

Tentu saja ada. Transaski seks yang melibatkan PSK tidak langsung terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dengan modus bermacam-macam, bahkan memanfaatkan media sosial. Itu artinya ada risiko penularan, khususnya pada laki-laki yang jadi pelanggan PSK tidak langsung.

Disebutkan pula oleh Heni: ''Melalui keberadaan kampung ini (kampung peduli AIDS-pen.), kita mencoba menggalakkan kepedulian warga terhadap upaya penanggulangan AIDS. Antara lain, dengan membangun pemahaman warga mengenai apa itu penyakit HIV/AIDS, dan bagaimana penanganan dan pencegahan penularan penyakit ini."

Yang jadi pertanyaan: Apakah keberadaan kampung peduli AIDS ini bisa mengubah perilaku seksual laki-laki yang berisiko tertular HIV?

Soalnya, perilaku seksual yang berisiko HIV juga terjadi pada laki-laki dan perempuan dewasa yang sering ganti-ganti pasangan dalam nikah. Ini berisiko karena bisa ada di antara pasangan mereka itu yang mengidap HIV/AIDS.

Kalau di Purbalingga tidak ada lokasi pelacuran, maka tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk menekan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dengan PSK tidak langsung.

Itu artinya ada laki-laki dewasa warga Purbalingga yang berisiko tertular HIV yang selanjutnya jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Penyebaran ini terjadi diam-diam ibarat 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun