Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Filipina dan Thailand Tutup Kawasan Wisata karena Kerusakan Ekosistem, Bagaimana dengan Indonesia?

3 Juni 2018   06:56 Diperbarui: 3 Juni 2018   11:09 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biar pun ada regulasi terkait lingkungan, Pulau Borocay, Filipina, tetap jadi incaran wisatawan lokal dan asing (Sumber: newsinfo.inquirer.net)

Borocay di Filipina (Sumber: aminoapps.com)
Borocay di Filipina (Sumber: aminoapps.com)
Langkah Thailand dipuji banyak kalangan, termasuk wisatawan. Thon Thamrongnawasawat, pakar ilmu kelautan kenamaan di Thailand, menegaskan: "Kita jangan menyalahkan siapapun. Yang penting sekarang kami berusaha meregulasinya. Di masa lalu kami membuat kesalahan, karena menganggap uang adalah yang paling penting. Tapi sikap rakyat Thailand mengubah pandangan kami."

Jika nanti pantai itu dibuka kembali, maka kapal-kapal cepat dan kapal nelayan yang membawa wiatawan tidak boleh lagi berlabu di pantai tapi di pelabuhan terapung dan jumlah wisatawan dibatasi 2.000 setiap hari. Sebelumnya Thailand juga membatasi jumlah pengunjung ke Koh Tachai di taman nasional Similan dan Koh Yoong di pulau Phi Phi sejak tahun 2016, tapi hal itu tidak menyurutkan wisatawan ke Thailand. Kalau tahun 2000 wisatawan yang berkunjung ke Thailand 10 juta, tahun 2017 meroket ke angka 35 juta.

Jumlah yang fantastis dengan kawasan wisata yang tidak lebih banyak dari Indonesia, tapi tingkat kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia (tahun 2017 dilaporlan 14 juta) justru di bawah Thailand dan Malaysia (tahun 2016 dilaporkan 26 juta).

Langkah Filipina dan Thailand yang mementingkan ekosistem dan lingkungan hidup daripada devisa patut jadi contoh bagi Indonesia. Tentu saja dari sekarang sebelum terlambat! (dari berbagai sumber). *

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun