"Meskipun mengetahui dirinya positif HIV, mereka tetap beraktivitas dan tidak menggunakan alat kontrasepsi." Ini pernyataan Pengelola Program Penangulangan HIV-AIDS Bulukumba, Harni, seperti diberitakan oleh makassar.tribunnews.com (Segini Jumlah Penderita HIV-AIDS di Bulukumba, 23/5-2018).
Laporan menyebutkan jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Bulukumba, Prov Sulsel, dari tahun 2006 -- 2018 tercatat 231. Angka ini hanya yang terdeteksi, sedangkan warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi bisa jauh lebih banyak karena epidemi HIV erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Angka yang terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang munul ke atas permukaan air laut, sedangkan warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi digambarkan sebagai bongkahan es di bawah permukaan air laut.
Dari jumlah itu penularan terbanyak melalui hubungan seksual. Maka, ada kaitan langsung antara PSK pengidap HIV/AIDS dan kasus HIV/AIDS pada penduduk. Seperti disebutkan ada PSK yang sudah mengetahui dirinya mengidap HIV/AIDS tapi tetap melayani hubungan seksual dengan laki-laki.
Tapi, perlu diingat apakah ketika tiba di Bulukumba132 PSK tsb. menjalani tes HIV?
Kalau tidak, maka bisa saja yang menularkan HIV ke PSK justru laki-laki warga Bulukumba. Kalau ini yang terjadi itu artinya jika laki-laki yang menularkan HIV ke PSK mempunyai istri maka istrinya berisiko tertular HIV. Jumlah perempuan yang berisiko tertular HIV akan bertambah banyak kalau laki-laki tsb. mempunyai istri lebih dari satu dan punya pasangan seks lain pula.
Pemkab Bulukumba sudah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No 5 Tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV/AIDS yang disahkan tanggal 23/6-2008. Dengan kondisi penyebaran HIV/AIDS seperti sekarang ini menunjukkan Perda itu tidak bekerja (Baca juga: Menguji Peran Perda AIDS Bulukumba, Sulawesi Selatan).

Harni juga mengatakan bahwa PSK di Bulukumba melayani 2 laki-laki setiap malam. Di akhir pekan bisa sampai 5 laki-laki. Data ini tidak dikembangkan oleh wartawan yang menulis berita.
Padahal, ada persoalan besar di balik data itu. Setiap malam ada 264 laki-laki (132 PSK x 2 laki-laki) yang berisiko tertular HIV. Di akhir pekan jumlahnya 660. Angka-angka ini besar.
Persoalan besar yang dihadapi Pemkab Bulukumba, dalam hal ini Dinas Kesehatan dan KPA, adalah transaksi seks PSK itu tidak dilokalisir sehingga tidak bisa dijangkau untuk menjalankan program penanggulangan HIV/AIDS, al. dengan memaksa laki-laki memakai kondom setiap kali 'membeli seks' kepada PSK.