Pelni tidak akan pernah saya lupakan. Maklum, ketika lulus SLTA di Medan, Sumut, tahun 1972, saya naik kapal laut ke Jawa, maksudnya Jakarta. Maklum, waktu itu jalur lintas Sumatera belum tembus sampai ke Pelabuhan Panjang untuk menyambung transpor dengan kapal laut. Sekarang, jika henak menyebarang ke Jawa ada kapal feri melalui Pelabuhan Bakauheni. juga di Lampung, untuk menyeberangi Selat Sunda ke Pulau Jawa dengan tujuan Pelabuhan Merak, Banten.
Kenangan naik kapal, waktu itu kapal "Tampomas", kapal penumpang dan barang buatan tahun 1956 sebelumnya jadi kapal haji yang berakhir di-scrapping (kapal dipotong-potong untuk diolah di pabrik besi atau baja), yang kala itu merupakan satu-satunya kapal penumpang 'mewah' dan besar di Indonesia. Setiap Jumat bertolak dari Pelabuhan Belawan, Medan, Sumut, menuju Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta.
Salah satu ciri khas yang tidak bisa dilupakan adalah ketika pluit kapal berbunyi dan tali pengikat ke dermaga dilepas kapal pun perlahan meninggalkan pelabuhan dengan iringan lagu "Vaya con dios" (The Cats): Vaya con dios, my darling ..... Vaya con dios, vaya con dios, my love. Ribuan pengantar di dermaga melambaikan tangan sambil mengusap air mata, dan yang berlayar pun membalas lambaian dari kapal .... Banyak di antara pengantar yang menunggu sampai kapal hilang dari pandangan.
Waktu itu pilihan hanya kapal laut karena ongkos kapal terbang mahal. Sekarang jalur bus sudah menyeberang laut dengan feri. Ada lintas Selat Sunda menuju P Jawa. Ada pula lintas Selat Bali dari P Jawa ke P Bali. Selanjutnya lintas Selat Lombok dari P Bali ke P Lombok. Lintas Selat Alas dari P Lombok ke P Sumbawa. Ada juga lintas Selat Madura dari Surabaya ke P Madura.
Wilayah Nusantara yang terdiri atas 17.503 pulua besar dan kecil tentu saja memerlukan sarana transportasi laut agar bisa mencapai kota di pulau-pulau tsb. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi laut Ditjen Perla, Dep Perhubungan RI, menerbitkan surat keputsan untuk menetapkan jaringan trayek tetap dan teratur (liner) angkutan penumpang dalam negeri melalui SK No. AT 55/I/8/DJPL-06 tanggal 5 April 2006. Kota-kota pelabuhan yang disinggahi secara tetap dan teratur asda 91 yang dilayani oleh 47 kantor cabang Pelni dan lebih 300 biro perjalanan di seluruh Indonesia.
Pelni tidak hanya menjalankan kapal untuk tujuan komersial belaka karena Perpres No 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, Pelni pun mengemban tugas untuk menjamin aksesibilitas masyarakat dengan mengembangkan angkutan laut perintis yang melayani penumpang dari dan ke pulau-pulau kecil terluara di negeri ini. Kebijakan ini sejalan dengan visi dan misi Pelni sebagai 'jembatan Nusantara' yang menyatukan Negeri.
Melalui HUT yang ke-66 tahun ini diharapkan Pelni kian di depan dalam bisnis pelayanan dengan dukungan 3.987 tenaga profesional mulai dari administarasi sampai anak buah kapal (ABK) yang dilengkapi dengan sertikasi di bidan masing-masing, seperti sertifikat pengawakan (STCW 95) Pelni melayarkan kapal-kapalnya menyatukan Negeri.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) merupakan maskapai pelayanan nasional Indonesia (Baca juga: Perjalanan Panjang PT Pelni). Pelni mengoperasikan 28 unit kapal penumpang dengan kapasitas angkut 36.913.Ada enam tipe kapal Pelni, yaitu berdasarkan daya angkut berkapasitas 3.000 penumpang, 2.000, 1.000, dan 500, serta kapal Ro-RO dan kapal feri. Ada juga 4 unit kapal barang dengan total bobot mati 1.200 ton. Sedangkan tiga  kapal penumpang, yaitu KM Kerinci, KM Willis, dan KFC Jet Liner, dipakai sebagai kapal carter atau kapal cadangan menggantikan kapal yang sedang naik dok.
Kapal-kapal yang dioperasikan Pelni umumnya buatan galangan lapal di Jerman. Kabin kapal penumpang dibagi dalam: kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan kelas ekonomi. Dalam kapal tersedia rumah makan (penumpang dapat jatah sarapan, makan siang dan makan malam), kafetaria, toko kelontong, bioskop mini, panggung musik dan musola. Di beberapa kapal Pelni ada BTS yang merupakan kerja sama dngan Telkomsel untuk memudahkan pemakaian ponsel dan internet.