"Plgn yth, perjalanan KA BOGOWONTO (152) dari St. Pasar Senen akan digabung dgn KA SENJA UTAMA SOLO (116) dan akan diberangkatkan pada pkl. 22.00 WIB. Apabila tdk berkenan, tiket dpt dibatalkan dgn pengembalian 100%. Mhn maaf imbas Banjir Losari."
Di atas adalah isi SMS dari KAI121 pada pukul 18.26, tanggal 24 Februari 2018.
Karena sudah di perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen, saya memutuskan lanjut saja karena tetap bisa berangkat. Malam itu anak saya akan balik ke Yogyakarta dengan KA Bogowonto tanggal 24 Februari 2018 yang semula dijadwalkan berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 21.45.
Informasi minim
Susana di depan loket stasiun tidak ramai. Mungkin karena sudah ada pemberitahuan keterlambatan pemberangkatan dan kedatangan KA dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tapi, biar pun ada penundaan (delay), tetap saja ada calon penumpang yang baru datang setelah tanda pemberangkatan KA berbunyi. "Cepat ... cepat ....," Itulah suara yang terdengar dari porter dan petugas sambil memanggil-manggil calon penumpang yang berlari-lari kecil.
Jam menunjukkan pukul 20.00. Belum ada tanda-tanda keberangkatan. Saya memilih duduk di halaman stasiun karena di ruang tunggu petugas keamanan sangat galak dan diskriminatif. Entah apa alasan mereka saya pernah dibentak agar menunjukkan tiket, padahal saya tahu persis di ruangan itu juga banyak pengantar.
Anak saya ambil inisiatif tanya ke petugas di pagar antrian. "Wah, KA-nya masih di Cirebon, Mbak." Karena tidak ada pilihan, saya tetap meminta anak saya bersabar karena kalau ditunda belum tentu juga lancar karena hujan di Jawa Tengah masih turun deras sehingga tetap ada potensi banjir dan longsor yang mengganggu perjalanan KA.
Pukul 22.30 ada pemberitahuan agar calon penumpang Bogowonto dan Senja Utama Solo masuk ke peron 1 dengan menunjukkan boarding pass. Calon penumpang menumpuk di pagar pintu masuk karena calon penumpang dua kereta sekaligus.
Ketika itu belum ada rangkaian kereta di jalur 1. "Papa pulang saja, ini masih lama." Ini WA dari anak saya. Tapi, saya berpikir kalau perjalanan batal saya harus jemput lagi ke Stasiun Pasar Senen. Saya putuskan menunggu sampai anak saya dapat tempat dan kereta berangkat meninggalkan stasiun.
Pukul 23.45. Suara dari pengeras suara berkumandang yang menjelaskan bahwa penumpang KA Bogowonto bisa ikut dengan KA Senja Utama Solo. Yang konyol, seperti kata anak saya, ada pengumuman bagi penumpang KA Bogowonto yang mau membatalkan perjalanan bisa menukarkan tiket dengan uang pengembalian 100 persen.