Selama ini untuk mendorong kecukupan gizi masyarakat dipakai semboyan nasional yaitu "3 Sehat 5 Sempurna" yakni: nasi, lauk pauk, sayuran dan buah serta susu agar sempurna. Semboyan ini jadi orasi pejabat dalam berbagai kesempatan, tapi fakta menunjukkan kekurangan gizi tetap tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Semboyan ini sudah usang pada 'zaman now' karena sangat tidak bersahabat dengan kesehatan terkait dengan gizi. Misalnya, jika belum minum susu dianggap makanan belum sempurna. Celakanya, banyak orang yang bermasalah dengan susu. Dalam bahasa Dr Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, anggota Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), semboyan itu menafikan makanan lain di luar 4 sehat. "Kalau belum minum susu dianggap belum makan," kata Dr Tirta pada acara Talk Show: Health & Nutrition Bloggers Discussion yang diselenggarakan oleh Nutrisi untuk Bangsa (NuB), Sarihusada, di Hotel Santika, TMII, Jakarta Timur, 20/2-2018.
Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah gizi kurang dan gizi lebih (Kemenkes RI, 2014).
Lalu, apa pula yang dimaksud dengan 'gizi seimbang'?
'Gizi seimbang' adalah makanan keluarga sehari-hari yang memenuhi kebutuhan tubuh, yaitu: (a) cukup secara kuantitas dan kualitas, (b) mengandung berbagai zat gizi (energi protein, vitamin, dan mineral) yang diperlukan tubuh, dan (c) menjaga kesehatan, melakukan aktivitas, dan fungsi kehidupan sehari-hari bagi semua kelompok umur. Disebut sebagai 4 piliar utama dalam menu 'gizi seimbang' yaitu (1) membatasi asupan gula, garam dan minyak, (2) mencuci tangan, (3) aktivitas fisik, dan (4) memonitor berat badan.
Tentu saja sajian makanan gizi seimbang tidak terlepas dari takaran yang dibutuhkan tubuh. Sebagai gambaran bisa dibuat 'piring makanan' yang dibagi dalam empat porsi untuk mendukung kecukupan gizi. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tubuh bervariasi sesuai dengan kelompok umur dan status gizi.
Porsi-porsi makanan dalam 'piring makanan' ini bisa saja ada di benak atau pikiran. Pembagian dalam 'piring makan' merupakan porsi makanan yang dibutuhka tubuh. Memang, yang lebih baik kalau ditakar tapi ini akan menghadapi berbagai kendala (Lihat Gambar 2).