Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kota Lhokseumawe, Tes HIV Bukan Menghindari Tertular HIV/AIDS

24 Januari 2018   10:01 Diperbarui: 24 Januari 2018   10:19 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: medscape.com)

Informasi HIV/AIDS yang akurat sudah banjir, tapi tetap saja ada yang 'ketinggalan kereta' dalam memahami HIV/AIDS sebagai fakta medis. Contohnya, mengaitkan animo masyarakat tes HIV sebagai upaya menghindari (tertular) HV/AIDS.

Hal itu ada dalam berita "Jumlah Pengidap HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe 49 Orang, 14 di Antaranya Meninggal Dunia" (tribunnews.com, 13/1-2018): Dia (Kabid Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Lhokseumawe, Aceh, dr Helizar) mengakui, sekarang ini animo masyarakat Lhokseumawe untuk memeriksa dirinya apakah terjangkit HIV/AIDS ke VCT terus meningkat. "Ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk menghindari penyakit yang mematikan tersebut semakin baik," jelasnya.

Pertama, pernyataan di atas menyiratkan perilaku seksual masyarakat Kota Lhokseumawe berisiko tertular HIV/AIDS sehingga mereka memeriksakan diri ke Klinik VCT (tempat tes HIV di Puskesmas, rumah sakit, dll. yang ditunjuk Kemenkes RI) apakah sudah tertular HIV/AIDS atau belum.

Kedua, ada informasi yang menyesatkan yaitu mengajak masyarakat untuk tes HIV. Ini ngawur karena tidak semua orang melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS. 

Perilaku itu al.:  sering melakukan hubungan seksual dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti passangan, seperti pekerja seks komersial (PSK). Yang dianjurkan tes HIV adalah orang-orang, laki-laki dan perempuan, yang pernah atau sering melakukan perilaku berisiko tertular HIV.

Ketiga, pernyataan ' .... kesadaran masyarakat untuk menghindari penyakit yang mematikan tersebut semakin baik ...." Tes HIV terjadi di hilir yaitu ketika seseorang pernah atau sering melakukan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS.

Disebutkan jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe mencapai 49 dengan 14 kematian. Angka ini tentulah tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es. 

Kasus yang terderteksi (49) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan es di bawah permukaan laut.

Yang jadi masalah besar adalah kasus yang tidak terdeteksi karena pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi tsb. jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat terutama melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah.

Di bagian lain berita ada penjelasan dr Helizar: "Kita terus mengimbau kepada masyarakat yang merasa pernah melakukan perbuatan yang rentan terkena penyakit mematikan tersebut, seperti suntik narkoba atau hubungan intim bukan dengan istri/suami sendiri, bisa segera melakukan pemeriksaan gratis di VCT. Bila dalam hasil pemeriksaan dinyatakan positif terjangkit, maka identitas pasien pasti dirahasiakan."  

Yang dianjurkan tes HIV memang orang-orang yang perilaku seksualnya berisiko. Tapi, pernyataan: " .... hubungan intim bukan dengan istri/suami sendiri ...." justru tidak akurat karena risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (bukan dengan istri atau suami sendiri, zina, melacur, selingkuh, dll.), 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun