"1.330 Gay Berkeliaran di Bogor." Ini judul berita di Harian "Radar Bogor" (18/12-2017). Judul berita ini sensasional, tapi tidak akurat karena tidak sesuai dengan fakta.
Mata Rantai Penyebar HIV
Kesalahan fatal yang dilakukan "Radar Bogor" adalah menyamakan gay dengan waria. Ini jelas ngawur karena gay adalah laki-laki yang tertarik secara seksual dengan laki-laki (homoseksual), sedangkan waria adalah secara fisik laki-laki yang berpenampilan sebagai perempuan disebut transgender. Padahal, dalam berita Pengelola Program HIV Dinkes Kota Bogor, Nia Yuniawati, menjelaskan, ada 1.330 pria yang homoseksual. Tidak semua homoseksual adalah gay.
Nia juga tidak objektif karena tidak memberikan perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan heteroseksual yang menjalani konseling. Selain itu dalam konteks penyebaran HIV/AIDS kasus HIV pada gay ada di terminal terakhir karena gay tidak mempunyai istri sehingga HIV/AIDS tidak menyebar ke keluarga.
Cara-cara sebagian aktivis AIDS, Dinkes dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) yang selalu mengedepankan aspek homoseksual dalam konteks HIV/AIDS menunjukkan mereka juga memaka paradigma berpikir yang sama dengan media yang mengutamakan sensasi bukan fakta. Ini merupakan kegiatan yang kontra produktif dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS secara nasional.
Kalau "Radar Bogor" menyamakan gay dengan waria karena cara melakukan hubungan seksual juga tidak tepat karena waria menyalurkan libido seks tidak otomatis dengan laki-laki tapi dengan perempuan.
Pemakaian kata 'berkeliaran' juga tidak pas karena kata itu dipakai untuk binatang. Itu artinya media cetak ini sudah merendahkan harkat dan martabat manusia. Lagi pula tidak ada gay yang 'berkeliaran' karena gay mencari pasangan seperti layaknya heteroseksual.
Yang 'berkeliaran' justru laki-laki heteroseksual, bahkan yang beristri, mencari perempuan dan waria untuk berzina. Pada epidemi HIV/AIDS laki-laki ini, disebut laki-laki hidung belang, adalah mata rantai penularan HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Laki-laki heteroseksual, ada yang beristri bahkan ada yang lebih dari satu, yang mengidap HIV/AIDS tularkan HIV ke perempuan lain dan PSK. Lalu, ada lagi laki-laki heteroseksual, ada yang beristri juga ada yang lebih dari satu, ngeseks dengan PSK dan tertular HIV. Maka, laki-laki yang menularkan HIV ke PSK dan laki-laki yang tertular HIV dari PSK jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Selain HIV/AIDS 'laki-laki hidung belang' juga jadi penyebar penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual disebut IMS (infeksi menular seksual, seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, virus kanker serviks, herpes genitalis, jengger ayam, klamidia, dll.).