Seorang costumer service officers (CSO) sebuah bank swasta nasional di Jakarta Timur pernah dihardik seorang bule karena memaksa bule tadi mengisi kolom agama di formulir aplikasi pembukaan rekening bank. "Halo, saya mau buka rekening bukan mau menikah," sergah si bule seperti ditirukan CSO tadi.
Si Bule benar adanya karena dalam kehidupan agama dipakai secara khusus hanya pada acara pernikahan dan kematian. Nah, ini dia mau buka rekening bank yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ritual agama tapi dipaksa mengisi kolom agama.
Pernah juga ada wacana untuk menghapus kolom agama dari KTP, tapi ditentang keras oleh banyak kalangan. Bermacam-macam alasan. Padahal, data KTP yang sekarang dalam bentuk e-KTP tersimpan di database sehingga ketika e-KTP dibaca oleh mesin pembaca (EDC/electronic data capture) semua data pemilik e-KTP itu bisa dibaca biar pun tidak ada di kolom e-KTP.
Yang sangat diperlukan di e-KTP justru jenis golongan darah dan Rhesus yang diperlukan ketika terjadi kecelakaan karena erat kaitannya dengan transfusi darah. Salah golongan darah ketika transfusi fatal akibatnya. Apakah semua orang mencantumkan golongan darah dan Rhesus di e-KTP? *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H