Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilih Moda Transportasi yang Aman Ketika Mudik Lebaran Agar Pulang Tidak Tinggal Nama

26 Mei 2017   18:06 Diperbarui: 11 April 2024   13:23 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemudik dengan sepeda motor (Sumber: otomotif.news.viva.co.id)

Setiap tahun Lebaran selalu diramaikan dengan kegiatan mudik (baca: pulang ke kampung halaman untuk merayakan lebaran bersama keluarga). Tapi, pada saat yang sama juga banyak keluarga di kampung yang justru hanya menerima kabar buruk yaitu kematian anggota keluarga akibat kecelakaan lalu lintas (lalin), terutama di jalan raya.

Jumlah kematian akibat kecelakaan lalin pada tahun 2010 mencapai 853 jiwa. Jumlah korban ini ternyata tidak membuat pemudik mengurungkan niat karena tahun berikutnya pun korban tetap banyak. Banyak faktor yang mendorong perantau, terutama di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera bagian Selatan, merayakan lebaran di kampung halaman.

Tukar Info Kerja

Selain karena jaraknya yang tidak terlalu jauh hasrat untuk berbagi dengan keluarga di hari Lebaran sangat kuat. Selain aspek spiritual mudik Lebaran juga mengandung makna sosial dan budaya serta ekonomi.

Spiritual merupakan bagian dari kegiatan halal bin halal yaitu saling memaafkan di hari yang fitrah di lingkungan keluarga dan desa. Bukan hanya di desa sendiri, tapi juga ke desa kedua orang tua dan mertua. Aspek spiritual lain adalah ziarah ke makam anggota keluarga sebagai bagian dari ritual keagamaan yang sudah melekat pada kehidupan warga secara turun-temurun.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dalam aspek sosial terjadi interaksi di kampung halaman antara perantau dari berbagai daerah, bukan hanya sesama anggota keluarga tapi juga antar sesama warga desa.  Bisa juga terjadi pertukaran informasi tentang pekerjaan dan lapangan kerja sehingga membuka wawasan di antara para perantau.

Salah satu pencari kerja yang memanfaatkan mudik Lebaran adalah pembantu rumah tangga (PRT). Sering terjadi di kampung mereka membujuk saudara atau teman agar mau ikut ke kota. Biasanya keluarga majikan memesan PRT karena dengan cara ini PRT yang dibawa terjamin.

Bagi remaja desa, khususnya perempuan, lulus SD dan SMP yang tidak bisa melanjutkan akan memilih ikut saudara atau teman ke kota. Selain aspek sosial langkah ini pun bagian dari upaya meningkatkan kehidupan karena di desa upah kerja di sawah atau ladang sangat kecil dan tidak setiap saat tersedia. Bagi keluarga di kota peranan PRT sangat besar, apalagi suami dan istri bekerja urusan rumah praktis dikerjakan oleh PRT.

Melihat jumlah korban yang mati sia-sia di jalan raya ini, pemerintah mulai aktif mengatasi dampak mudik yaitu dengan mengerahkan truk, kereta api dan kapal laut, bahkan kapal perang, membawa pemudik dengan sepeda motornya. Selain itu banyak pula perusahaan, seperti jamu, yang menyediakan angkutan mudik gratis dengan bus.

The Killing Field

Dalam Renops Mudik Gratis Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI Tahun 2017 disebutkan tiga alasan yang mendorong pemerintah menangani pemudik yaitu (1) Menekan angka kecelakan di jalan raya, (2) Pengendalian jumlah kendaraan saat lebaran, dan (3) Melayani masyarakat dan meningkatkan pelayanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun