Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jakarta: Langganan Banjir, tapi Krisis Air Bersih

18 November 2016   09:13 Diperbarui: 18 November 2016   10:11 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi Teknologi

Ada lagi kendala yang dihadapi PALYJA yaitu kebocoran air yaitu kebocoran nonfisik atau ilegal berupa pencurian mencapai 9 persen dan kebocoran fisik 30 persen. Terkait dengan pencurian air milik PALYJA menurut Meyritha, sanksi hukum bagi pelaku sangat rendah sehingga tidak ada efek jera. Dari sekian kasus baru satu kasus yang divonis haki PN Jakarta Utara (2015) dengan hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Pelaku menjalankan pengolahan air dengan sumber air dari pipa PALYJA. “Kami selalu ingat masyarakat kalau memakai air curian tentu tidak akan membawa kebaikan,” kata Meyritha. Ya, tentu saja apalagi dipakai untuk keperluan ibadah tentulah tidak pantas karena air itu merupakan hasil pencurian.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta PALYJA pun menempuh langkah yang pas yaitu inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi air bersih di instalasi pengolahan air yang ada. PALYJA sendiri mengoperasikan 4 pengolahan air, dua penampungan air bersih, dan satu pengolahan air sungai.

Pengolahan air  jadi air bersih dilakukan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) 1 Pejompongan dengan kapasitas 2.000 liter/detik, IPA 2 Pejompongan 3.600 liter/detik, IPA Cilandak 400 liter/detik, dan IPA Taman Kota 150 liter/detik. Sedangkan tempat penampungan air bersih sementara yang berasal dari PDAM Tangerang di Distribution Central Reservoir (DCR) 4 kapasitas 2.000 liter/detik dan DCR 5 1.000 liter/detik. Tempat pengolahan air sungai dari Kanal Banjir Barat 550 liter/detik.

Inovasi teknologi tsb. merupakan solusi yang dilakukan oleh PALYJA. Inovasi merupakan bagian dari 4 nilai yang menjadi filosofis PALYJA (Responsible, Caring, Thrustworthy, Innovative). Inovasi teknologi ini merupakan satu-satunya solusi untuk mengurangi defisit air bersih di Jakarta. Solusi ini dijalankan di IPA Taman Kota di kompleks Taman Kota, Jakarta Barat. 

IPA Taman Kota pernah diberhentikan operasinya pada tahun 2007 karena kondisi air baku yang tidak layak, seperti anomium yang tinggi dan lokasi yang hanya berjarak 5 km dari pantai. “Waktu itu kadar amonium mencapai 8 ppm,” kata Emma Nedi, Production Department Head PALYJA.  Soal kadar amonium ini dalam air baku, maka produk PALYJA sangat baik. SK Gubernur DKI Jakarta No 582/1995 menetapkan kadar amonium air baku maksimal 1ppm. Padahal, Permenkes No 492/2010 menetapkan kadar amonium dalam air bersih 1 ppm.

Buih deterjen di IPA Taman Kota (Sumber: okezone.com)
Buih deterjen di IPA Taman Kota (Sumber: okezone.com)
Pengoperasian IPA Taman Kota dimulai lagi tahun 2012 berkat penggunaan teknologi biofiltrasi. Biofiltrasi adalah teknologi yang dikembangkan oleh PALYJA dengan dukungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang disuversisi dan konsultan SUEZ melalui Pusat Penelitian International Suez Environeement (CIRSEE). SUEZ adalah induk perusahaan PALYJA. IPA Taman Kota menyumbang air bersih 150 liter/detik. Dengan penggunaan teknologi ini dalam pengolah air bersih dengan air baku tawar, maka PALYJA merupakan operator air bersih pertama di Indonesia yang memakai teknologi biofiltrasi dalam proses produksi air bersih.

Sampah dan Air Laut

Kepada berapa kompasianer yang menunggu giliran blusukan di ruang kerja Vita Chandara Dewi, Kepala IPA Taman Kota, menejelaskan pengolah air baku di instalasi yang dipimpinnya melalui berbagai tahap mulai dari pengendapan lumpur, menghilangkan kadar deterjen, logam, amonium, dst. “Semua proses merupakan upaya untuk me-revome polutan dalam air baku,” kata Vita.

Teknologi biofiltrasi adalah proses mereduksi kadar amonium dalam air baku dengan memakai mikroorganisme alamiah. Dengan cara ini pemakaian bahan kimia,  seperti chlorine, bisa dikurangi. Mikroorganisme yang dipakai di IPA Taman Kota hanya bisa hidup di air tawar dengan kadar oksigen yang baik. “Dalam prosesnya udara disuntikkan ke air agar kadar oksigen bisa menghidupi mikroorganisme,” kata Febry Yuarsa, Bagian Utilitis IPA Taman Kota yang memandu kompasianer blusukan ke instalasi.

Oksigen kian penting karena sering terjadi kadar deterjen dalam air baku sangat tinggi sehingga buih deterjen membubung ke udara, “Kadang-kadang masuk ke rumah warga,” ujar Febry, sambil memeragakan tinggi buih di bak pengolahan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun