* Nyamuk penyebar virus Zika, Aedes aegypti, berkembang-biak di seluruh wilayah Indonesia ....
“Indonesia Siaga Hadapi Zika” Ini judul berita utama di Harian “KOMPAS” (2/9-2016). Lalu, apa langkah pemerintah? Di lead berita itu disebutkan “Penyebaran virus Zika di Indonesia di depan mata menyusul merebaknya kasus zika di Singapura. Untuk itu, pintu masuk ke Indonesia dari Singapura lewat jalur udara dan laut disiagakan. Fasilitas kesehatan pun disiapkan bagi pasien yang diduga terinfeksi zika.”
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek, mengatakan: "Kita yang mau bepergian (ke Singapura) mungkin boleh memikirkan, kalau kepentingannya sangat penting ya apa boleh buat. Tapi kalau bisa ya ditunda." (kompas.com, 31/8-2016).
Hubungan Seksual
Laporan terakhir menyebutkan sudah 115 kasus virus Zika yang terdeteksi di Singapura, sebagian besar terdeteksi pada pekerja bangunan warga asing. Salah satu di antaranya terdeteksi pada perempuan hamil (www.channelnewsasia.com, 31/8-2016). Celakanya, Pemerintah Singapura tidak dengan tegas menjelaskan faktor risiko (cara penularan) virus Zika yang dikabarkan pertama kali terdeteksi pada seorang laki-laki WN Singapura berumur 48 tahun yang baru pulang dari Sao Paulo, Brasil. Namun, dari gambaran kasus di Singapura kemungkinan ditularkan oleh nyamuk.
Peringatan atau travel advisory yang dikeluarkan Kemenkes RI di atas tidak objektif karena banyak negara yang jauh lebih banyak kasus virus Zika terdeteksi, seperti negara-negara di Amerika Latin, tidak masuk dalam ‘daftar’ Kemenkes.
Virus Zika tidak menular melalui udara sehingga peringatan tsb. juga tidak jelas apa yang harus dilakukan WNI kalau terpaksa harus ke Singapura. Agaknya, Pemerintah Singapura lebih arif memberikan peringatan kepada warganya, al. (a) menganjurkan agar waga yang baru pulang dari negara-negara yang banyak terdeteksi virus Zika agar memeriksakan kesehatan, (b) warga yang mengalami gejala-gejala terkait virus Zika juga dianjurkan ke rumah sakit, (c) bagi warga yang bepergian ke negara-negara yang banyak kasus virus Zika agar memakai pakaian yang menutupi bagian badan agar tidak digigit nyamuk, dan (d) selalu memakai kondom jika melakukan hubungan seksual yang berisiko. (Waspada, Virus Zika Sudah Sampai di Singapura).
Pertanyaannya kemudian adalah: Mengapa pemerintah tidak menganjurkan agar atlet dan official yang bertanding di Olimpiade Rio 2016 memeriksakan kesehatan karena Brasil adalah salah satu negara dengan tingkat kasus virus Zika terbanyak?
Bisa saja terjadi ada atlet atau official yang digigit nyamuk pembawa virus Zika selama di Brasil. Tapi, pemerintah malah lebih memperhatikan kasus Singapura dan mengabaikan hal lain yang juga terkait dengan risiko terular virus Zika yaitu WNI yang berkunjung ke negara-negara dengan kasus virus Zika yang besar.
Selama komunikasi berlangsung bisa saja terjadi warga Singapura, WNI atau warga negara lain yang mengidap virus Zika sudah berkunjung ke Batam atau tempat-tempat lain di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Bukan rahasia umum lagi kalau ada WN Singapura yang berkunjung ke daerah itu untuk ‘melepas syahat’. Celakanya, salah satu cara penularan virus Zika adalah melalui hubungan seksual yang tidak memakai kondom.