Dengan izin Ilahi dan bantuan Bu Haji dan Pak Ajie saya dan putri saya selamat karena yang jadi ‘tumbal’ justru yang memelihara pesugihan itu dan saudaranya.
Ternyata nyawa tidak berarti jika sudah dibenturkan dengan materi sebagai bentuk kekayaan.
Semoga orang-orang yang mencari kekayaan dengan memelihara pesugihan memahami penderitaan orang-orang yang mereka jadikan sebagai tumbal.
Yang menyakitkan adalah saya tidak mempunyai urusan, seperti utang, dengan yang menyatet saya. Saya pun tidak pernah terlibat perselisihan dengan mereka.
Begitulah yang akan dijadikan tumbal rupanya ada syarat-syarat tertentu. Celakanya, beberapa syarat itu ada pada saya dan putri saya.
Hal itu tidak membuat saya melepas syarat-syarat itu agar tidak jadi tumbal (lagi) karena erat kaitannya dengan ajaran agama. *** [Syaiful W. Harahap] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H