Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Serial Santet #26 | Kawat dan Karet Gelang Bergetar Membuat Jantung Berdebar-debar

25 Desember 2015   10:29 Diperbarui: 15 Juni 2018   15:02 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari libur seperti hari ini (25/12-2015) tentulah hari yang menyenangkan, tapi berbeda dengan yang saya alami tahun lalu yang juga mendekati libur Natal.

Waktu itu dada kiri saya berdebar-debar, tapi setelah seharian diamati oleh dokter hasil diagnosis dokter di IGD RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, menunjukkan tidak ada persoalan. “Saya tidak bisa berikan obat, Pak, karena tidak ada masalah.” Itulah penjelasan dokter jaga waktu itu (Baca juga: Pelayanan IGD RSUP Persahabatan Jakarta di Hari Libur).

Dokter menganjurkan kontrol ke Poli Jantung, RSUP Persahabatan. Di poli ini juga tidak ada masalah hanya mengganti obat darah tinggi, “Agar lebih nyaman, Pak,” kata dokter di Poli Jantung.

Rupanya, obat yang diberikan dokter praktek swasta dekat rumah sudah ‘ketinggalan zaman’ karena sudah ada produk baru.

Soal dada berdebar-debar sama sekali tidak saya hubung-hubungkan dengan santet yang selama ini mendera saya. Tapi, karena dua dokter mengatakan hal yang sama saya mulai curiga debaran di dada kiri bukan masalah medis.

Langkah pertama saya ke Bu Haji di Pandeglang, Banten.

“Aduh, Pak, untung cepat datang,” kata Bu Haji setelah membalas salam saya.

Ada apa?

“Ada jarum dari belakang yang menusuk-nusuk ke depan,” kata Bu Haji sambil berdecak.

Soalnya, selama ini serangan memang selalu mengarah ke jatung. Artinya, sasaran tembak bagian kiri badan. Ini juga erat kaitannya dengan kebiasaan saya menggunakan tangan kanan sehingga mulai dari kaki sampai kepala selalu bagian kiri yang diserang.

Minta bantuan ke Bu Haji ini memang agak khas karena modalnya hanya pisang ambon. Dengan pisang itulah Bu Haji menarik benda-benda kiriman yang ada dalam badan. Beling, jarum, paku, lidi ijuk, uang logam, gabah, lada, binatang hidup, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun