Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS pada Remaja Ada di Posisi Terminal Terakhir

19 Desember 2015   14:17 Diperbarui: 19 Desember 2015   14:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu hal yang perlu diingat adalah dorongan biologis terkait dengan hasrat seks sangat kuat di masa remaja. Penyaluran dorongan biologis tidak bisa diganti dengan kegiatan lain di luar hubungan seksual atau kegiatan yang terkait dengan (organ-organ) seks.

Adalah hal yang naif ketika hasrat seks seorang remaja memuncak dianjurkan untuk olahraga. Bayangkan, apakah layak di tengah malam buta mereka harus lari-lari kecil di halaman atau jogging di jalan raya hanya untuk meredam gejolak hasrat seks.

Memang, penyaluran dorongan seksual melalui hubungan seksual akan berhadapan dengan masalah, yaitu:

(a) Kalau dengan pacar ada risiko kehamilan sehingga terjadi kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) yang berimbas pada masalah sosial di masyarakat.

(b) Kalau dorongan seksual disalurkan dengan pekerja seks komersial (PSK) ada risiko tertular IMS (infeksi menular seksual, seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus hepatitis B, klamdia, jengger ayam, dll.) atau HIV/AIDS. Bisa juga kedua-duanya sekaligus.

Namun, risiko tertular IMS atau HIV/AIDS dapat dicegah dengan cara-cara yang realistis yaitu menghindarkan pergesekan penis dengan vagina (seks vaginal) atau dengan anus (seks anal).

Jika penyaluran hasrat dorongan seksual remaja dikaitkan dengan moral, maka pilihannya adalah memberikan pemahaman kepada remaja tentang cara penyaluran dorongan hasrat seksual tanpa harus melakukan hubungan seksual, al. onani dan masturbasi.

Tapi, karena kita membalut lidah dengan moral cara-cara penyaluran  dorongan hasrat seksual yang tidak berisiko tidak pernah kita sampaikan secara terbuka.

Atau langkah yang lebih konkret adalah laki-laki dan perempuan dewasa berbagai pengalaman cara menyalurkan dorongan hasrat seksual sebelum menikah dan selama ikatan pernikahan selain dengan istri.

Berbagi pengalaman, tentu saja fakta empiris bukan opini dengan balutan moral, dengan remaja menjadi bagian dari upaya melindingi remaja dari kegiatan terkait seks yang tidak bermoral. *** [Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia] ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun