Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penanggulangan AIDS di Lombok Tengah, NTB, Tanpa Langkah Konkret

31 Mei 2012   23:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan.” (Penderita HIV/AIDS di Loteng Terus Bertambah, Suara NTB, 29/5-2012).

Pernyataan ini menunjukkan pemahaman terhadap cara pelaporan kasus HIV/AIDS yang tidak akurat. Pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif. Artinya, kasus lama ditambah kasus baru. Begitu seterusnya sehingga biar pun banyak pengidap HIV/AIDS yang meninggal laporan kasus HIV/AIDS tidak akan pernah turun.

Disebutkan: “Hingga bulan Maret tahun 2012 kemarin saja, penderita penyakit kelamin tersebut tercatat sudah mencapai 47 orang. Sebanyak 15 orang diantaranya diketahui sudah meninggal dunia.”

HIV/AIDS bukan penyakit (di) kelamin karena infeksinya terjadi di darah. Salah satu cara penularannya memang melalui hubungan seksual tanpa kondo di dalam dan di luar nikah dengan yang mengidap HIV/AIDS. Tapi, HIV/AIDS tidak terjadi di alat kelamin.

Yang jadi masalah adalah 15 yang meninggal itu karena kematian pada orang yang mengidap HIV/AIDS terjadi pada masa AIDS (antara 5 – 15 tahun setelah tertular HIV). Pada rentang waktu sejak tertular sampai terdeteksi HIV atau meninggal mereka sudah menularkan HIV kepada orang lain tanpa mereka sadari. Kalau 15 yang meninggal itu mempunyai satu istri, maka sudah ada 15 perempuan yang berisiko tertular HIV. Kalau istri mereka tertular HIV, maka ada pula risiko penularan kepada bayi yang dikandungnya kelak.

Terkait dengan kasus HIV/AIDS, Kabag. Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Loteng, H. L. Makbul, mengatakan: ” .... jika tidak segera dicegah, bisa-bisa jumlah penderita HIV/AIDS di Bumi Tatas Tuhu Trasne ini akan semakin bertambah.”

Pertanyaannya adalah: Apa langkah konkret yang dilakukan oleh Pemkab Loteng untuk menanggulangi HIV/AIDS?

Selama tidak ada langkah yang konkret berupa intervensi untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru, maka penyebaran HIV di Loteng akan terus terjadi.

Dikatakan pula: ” ....sulitnya untuk bisa mendeteksi penderita HIV/AIDS jika tidak ada laporan dari penderita itu sendiri.”

Banyak orang yang sudah mengidap HIV/AIDS tapi tidak menyadarinya karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan. Untuk itulah diperlukan cara yang sistematis untuk mendeteksi HIV/AIDS di masyarakat.

Disebutkan pula: ”Terlebih lagi, HIV/AIDS dinilai oleh masyarakat bukan hanya sebagai penyakit kelamin semata. Tapi juga sebagai penyakit sosial. Sehingga para penderita biasanya malu untuk melaporkan diri.”

Pengidap HIV/AIDS yang terdeteksi melalui tes HIV yang benar sudah terdata dengan baik. Tidak ada orang yang mengidap HIV/AIDS yang tidak diketahui karena mereka menjalani konseling sebelum dan sesudah tes HIV.

Ada lagi pernyataan: ”Karena kalau penderitanya sudah diketahui oleh masyarakat, biasanya masyarakat cenderung mengucilkan penderita bersangkutan dari lingkungan dan masyarakat sekitar.”

Tanpa disadari oleh masyarakat di sekitar mereka banyak orang yang sudah mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS.

Maka, yang diperlukan adalah menyebarluaskan informasi yang akurat tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS. Selama ini materi informasi selalu dibalut dengan moral sehingga yang ditangkap masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah).

Jika Pemkab Loteng tidak mempunyai program penanggulangan yang konkret, maka penyebaran HIV/AIDS akan terus terjadi sampai pada suatu saat akan terjadi ’ledakan AIDS’. ***[Syaiful W. Harahap]***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun