Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

AIDS di Prov Riau Ditanggulangi dengan Sosialisasi dan Distribusi Kondom

1 Juni 2012   01:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosialisasi kondom sebagai alat untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, sudah lama dilakukan. Tapi, fakta menunjukkan laki-laki ‘hidung belang’ banyak yang tidak mau memakai kondom dengan berbagai macam alasan.

Akibatnya, banyak kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu rumah tangga. Ini membuktikan suami mereka al. melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang berganti-ganti atau dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK), serta waria dan sebagaian sebagai LSL yaitu Lelaki Suka Seks Lelaki (Lihat: http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/19/fenomena-laki-laki-suka-seks-laki-laki-dalam-epidemi-aids/).

Kasus kumulatif HIV/AIDS terus terdeteksi di Prov Riau sampai Maret 2012 tercatat 1.536 yang terdiri atas 832 HIVdan 704 AIDS (Sampai Maret 2012, Terdapat 1.536 Penderita HIV/AIDS di Riau, www.riauterkini.com, 31/5-2012).

Biar pun kasus HIV/AIDS terus terdeteksi di Riau, tapi Pemprov Riau tidak mempunyai program penanggulangan yang konkret. Bahkan, Perda AIDS Riau pun sama sekali tidak memberikan cara-cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang realistis (Lihat: http://regional.kompasiana.com/2011/03/30/menyibak-peran-perda-aids-riau-dalam-penanggulangan-aids-riau/).

Kepala Kantor Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Riau, Woro Surti Andayani, mengatakan jumlah tersebut bertambah setiap periodenya.

Karena pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif, kasus lama ditambah kasus baru, maka angka laporan kasus akan terus bertambah biar pun penderitanya banyak yang meninggal.

Sekretaris KPA Riau, Mursal Amir, mengatakan bahwa KPA lebih menekan pada pertumbuhan resiko tertularnya HIV AIDS seperti mensosialisasi penggunaan kondom, jarum suntik tidak berganti-ganti (sekali pakai), screening darah oleh PMI, dan pencegahan dari ibu ke anak.

Jika tidak ada regulasi terkait dengan pelacuran, maka sosialisasi kondom akan sia-sia. Fakta menunjukkan laki-laki ’hidung belang’ enggan memakai kondom ketika sanggama dengan PSK. Lagi pula kondom ditentang habis-habisan oleh berbagai kalangan.

Terkait dengan pencegahan dari-ibu-ke-bayi: Apa langkah konkret KPA untuk mendeteksi HIV/AIDS pada perempuan hamil?

Yang diperlukan adalah cara-cara yang sistematis untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru terutama pada laki-laki ’hidung belang’ melalui hubungan seksual dengan PSK.

Selama tidak ada langkah yang konkret dalam penanggulangan HIV/AIDS, maka selama itu pula penyebaran HIV akan terus terjadi. Maka, Pemprov Riau tinggal menunggu waktu saja untuk ’panen AIDS’. ***[Syaiful W. Harahap]***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun