Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HIV/AIDS di Kab Brebes, Jateng, ‘Efek Negatif Peradaban Modern’

11 Mei 2012   00:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:27 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Efek negative peradaban modern, memicu berkembangnya penyakit seks menular seperti HIV/Aids.”Ini pernyataan dr Rasipin saat menyampaikan saresehan Kelompok Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) dan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di Aula Kwartir Cabang (Kwarcab) 11.29 Brebes, Jawa Tengah (Waspadai, HIV/Aids, brebeskab.go.id, 8/5-2012).

Pernyataan dr Rasipin di atas jelas merupakan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Pertama, tidak ada kaitan antara peradaban (modern) dengan penularan HIV. Hubungan seksual merupakan bagian dari kehidupan manusia sejak zaman puerbakala.

Kedua, peradaban modern tentulah membawa orang berpikir realistis untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Banyak orang, terutama laki-laki ’hidung belang’, yang tidak mau memakai kondom pada hubungan seksual yang berisiko, tertuma dengan pekerja seks.

Ketiga, penyebaran HIV, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah terjadi karena banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV/AIDS.

Memberikan mitos kepada remaja sangatlah buruk karena mereka tidak memahami cara-cara penularan dan pencegahan HIV yang konkret.

Seperti yang dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Brebes ini, misalnya. Remaja sudah dicekoki dengan mitos sehingga kelak perilaku mereka akan berisiko karena mereka tidak mendapatkan informasi yang akurat.

Menurut dr Rasipin: “Kehidupan remaja masih labil, tetapi harus memantapkan langkah dengan menghindari segala tindak negative.”

Jika dikaitkan dengan kasus HIV/AIDS, maka mata rantai penyebaran HIV/AIDS justru banyak dilakukan oleh kalangan laki-laki dewasa, yaitu (a) menularkan HIV kepada pekerja seks, dan (b) menularkan HIV kepada istri.

Kasus-kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dan bayi menunjukkan perilaku seksual laki-laki dewasa yang sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja seks.

Kasus kumulatif HIV/AIDS di Brebes tercatat 58 dengan 2 kematian.

Ada pernyataan: ”Yang bikin aneh, ditahun 2012 sepanjang bulan Januari-April telah ditemukan 12 orang pengidap HIV/Aids, HIV 10 dan Aids 2 orang.”

Ini yang aneh penemuan kasus HIV/AIDS atau wartawan yang menulis berita ini. Tidak ada yang aneh jika ada kasus HIV/AIDS terdeteksi. Itu merupakan konsekuensi logis dari perilaku penduduk Brebes yang berisiko tertular HIV.

Informasi HIV/AIDS yang komprehensif sudah tersebar luas, tapi di Brebes ternyata pemahaman terhadap HIV/AIDS masih seperti tiga dekade yang lalu. ***[Syaiful W. Harahap]***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun