Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memimpikan ‘Kesultanan Jogjakarta’ Sebagai ‘Monaco’-nya Indonesia

8 Desember 2010   06:57 Diperbarui: 7 April 2016   14:33 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, kapan survai dilakukan?

Keempat, di daerah mana saja survai dilakukan?

Kelima, bagaimana komposisi usia responden?

Jika pemerintah tetap teguh menjadikan survai itu sebagai dasar penetapan Pemilukada, maka survai itu perlu diuji secara terbuka dengan survai lain. Akan lebih afdol jika dilakukan melali referendum (penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka yang menentukannya; penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan dengan pemungutan suara umum).

Bertolak dari dua daerah yang diistimewakan, yaitu Aceh dan Papua, maka Yogyakarta pun wajar mendapatkan keistimewaan yang khas. Mayoritas penduduk asli Yogyakarta adalah suku Jawa. Yogyakarta kaya dengan seni, tradisi, pertunjukan budaya, kebudayaan serta objek wisata.

Pilihan lain selain yang ditawakan pemerintah melalui RUU Keistimewaan Yogyakarta adalah menjadikan Yogyakarta sebagai negara protektorat yaitu suatu negara yang berada di bawah kekusaan RI dengan nama ‘Kesultanan Jogjakarta’ (kawasan atau daerah yang diperintah oleh sultan). Seperti yang dilakukan Perancis terhadap Monaco (negara protektorat ini mempunyai bendara yang sama dengan Indonesia yaitu Merah-Putih).

‘Kesultanan Jogjakarta’ sebagai negara protektorat dengan status otonomi. Urusan ‘dalam negeri’ (sudah berjalan yaitu otonomi daerah) menjadi berwenang kesultanan. Urusan lain, seperti hubungan luar negeri, moneter, dan pertahanan ditangani oleh Pemerintah Pusat.

Menjadikan ‘Kesultanan Jogjakarta’ sebagai sebuah negara protektorat merupakan salah satu pilihan yang masuk akal. ***

Ilustrasi (Sumber: patainanews.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun