Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keprihatinan Wali Kota Metro Terkait AIDS di Daerahnya

6 Oktober 2010   13:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus HIV/AIDS di Metro Naik 100%.” Ini judul berita di Harian “Lampung Post” (4/10-2010). Dalam berita disebutkan: “Pengidap AIDS di Metro (Prov Lampung-pen.) mengalami peningkatan lebih dari 100%. Jika data pada tahun sebelumnya tercatat 5 warga Metro mengidap HIV/AIDS dan 2 meninggal dunia, saat ini tercatat 7 warga mengidap penyakit mematikan itu dan 2 di antaranya meninggal dunia.”

Pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif. Kasus baru ditambahkan ke kasus lama sehingga angkanya akan terus natik (bertambah). Angka kasus HIV/AIDS di Indonesia tidak akan pernah turun. Yang perlu diperhatian adalah jumlah temuan kasus baru karena erat kaitannya dengan kasus HIV/AIDS di masyarakat.

Kasus-kasus baru yang terdeteksi merupakan bagian kecil dari kasus yang ada di masyarakat karena epidemi HIV erat kaitannya dengan fenomena gunung es (kasus yang terdeteksi merupakan puncak dari gunung es di atas permukaan laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi jauh lebih besar yang tersembunyi di bahwa permukaan laut atau masyarakat). Celakanya, di Indonesia tidak ada mekanisme yang konkret untuk ’menjaring’ kasus HIV dan AIDS di masyarakat.

Wali Kota Metro, Lukman Hakim, juga Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, mengindikasikan pemakai narkoba di daerahnya tinggi. Saat ini, kata dia, jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 7 orang dan 2 di antaranya meninggal. Perlu diingat bahwa pengguna narkoba juga melakukan hubungan seks yang bisa saja mereka lakukan dengan pasangannya (istri, pacar, selingkuhan, dll.) atau dengan pekerja seks komersial (PSK). Artinya, pengguna narkoba akan menjadi jembatan penyebaran HIV dari kalangan pengguna narkoba ke masyarakat.

Ini pernyataan wali kota: "Kami akan menggencarkan penyuluhan serta memperbanyak imbauan lewat stiker maupun banner dan spanduk terkait bahaya penyebaran HIV/AIDS." Persoalannya adalah selama ini informasi tentang HIV/AIDS tidak akurat karena dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah). Sedangkan fakta medis tentang HIV/AIDS, seperti cara-cara penularan dan pencegahan yang akurat tidak pernah disampaikan kepada masyarakat.

Sekretaris Komisi B DPRD Metro, Solehan, mengatakan harus ada upaya untuk menekan kasus HIV/AIDS di Metro. Sayang, dalam berita tidak disebutkan upaya konkret yang akan dilakukan Pemkot dan DPRD Kota Metro.

Kepala Dinas kesehatan Metro, Torry Duet, mengatakan: ” .... kemungkinan akan ada lagi penderita HIV/AIDS karena penderita malu berobat ke rumah sakit.” Ini tidak akurat karena banyak orang justru tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisiknya dan tidak ada pula keluhan terkait dengan gangguan kesehatan yang khas AIDS.

Ada pula pernyataan: ”Hal itu disebabkan HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja.” Ini tidak akurat karena HIV sebagai virus tidak menyerang tapi menular melalui cara-cara yang sangat spesifik. Tidak semua orang berisiko tertular HIV. Yang berisiko adalah orang-orang yang perlaku seksnya berisiko serta pasangannya.

Mereka yang berisiko tertular HIV adalah orang-orang yang pernah atau sering melakukan hubungan seks tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) langsung (PSK di lokalisasi), PSK tidak langsung (cewek bar, ’anak sekolah’, ’cewek kampus’, dll.) serta pelaku kawin-cerai. Pengguna narkoba dengan jarum suntik secara bergantian dan pasangannya juga berisiko tinggi tertular HIV.

Dalam kaitan ini yang perlu dilakukan oleh Pemkot Metro adalah merancang perarturan yang bisa ’menjaring’ penduduk Metro yang perilakunya berisiko tinggi tertular HIV. Mereka ini adalah ’bom waktu’ ledakan AIDS. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun