Layanan-layanan seks khusus yang ditawarkan oleh cewek-cewek ‘bispak’ (bisa pake) dan cewek ‘bisyar’ (habis dibayar, julukan untuk pekerja seks komersial/PSK) melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter, sangat beragam.
Selain tawaran utama yaitu FJ (Fuck Job) atau ML (Make Love) yakni sanggama (hubungan seksual dalam bentuk seks vaginal) cewek-cewek itu juga menawarkan berbagai layanan spesial, yaitu: BJ (blow job yaitu seks oral), CIF/COF (Cum In Face/Cum On Face yaitu crot di wajah), CIM (Cum In Mouth yaitu crot di dalam rongga mulut), DS dan BD (Doggy Style dan Back Door yaitu seks anal). Ada pula FIV (Finger In Vagina).
BJ (di dunia per-BJ-an dikenal sebagai “Diesel” yaitu diisep sampai kesel) yang dilakukan cewek dikenal sebagai fellatio. Itu artinya penis laki-laki dikulum atau diisap oleh cewek. Nah, terkait dengan BJ ada beberapa kondisi yang menyangkut penyakit menular, yaitu:
(1) Laki-laki mengidap IMS (infeksi menular seksual, seperti raja singa/sifilis, kencing nanah/GO, klamidia, virus hepatisis B, herpes, dll.) tanpa gejala di penis. Ini terjadi karena tidak ada infeksi. Bisa saja bakteri atau virus ada di semen (cairan putih yang keluar dari penis sebelum ejakulasi) atau di air mani. Jika air mani tumpah di dalam rongga mulut dan di rongga mulut dan gusi ada luka (luka-luka di sini adalah luka mikroskopis artinya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang), serta sariawan, maka luka itulah bisa jalan masuk penyakit yang diidap laki-laki yang ada di darah, air mani dan di penis ke dalam tubuh perempuan yang melakukan BJ.
(2) Laki-laki mengidap IMS dengan gejala di penis, seperti benjolan, atau luka-luka, kudis, nanah, dll. Bahkan, ada penyakit pada perempuan yang memunculkan benjolan seperti jengger ayam di vagina. Dalam kondisi ini ada risiko terjadi penularan penyakit melalui luka-luka di bibir, gusi dan rongga mulut, serta sariawan, kepada perempuan yang melakukan BJ.
Celakanya, ada saja laki-laki ‘hidung belang’ yang justru senang ngeseks dengan pekerja seks komersial (PSK) yang di vaginanya ada jengger ayam. Mungkin, ada gesekan-gesekan khas pada penis karena bersentuhan dengan jengger ayam. Hal ini diceritakan oleh seorang PSK di salah satu tempat pelacuran di Yogyakarta.
(3) Laki-laki mengidap HIV/AIDS. Pengidap HIV/AIDS tidak menunjukkan gejala yang khas AIDS di penis. Pada perempuan yang mengidap HIV/AIDS pun tidak ada gejala AIDS di vagina. Virus (HIV) ada di dalam air mani (air mani adalah tempat sperma hidup, di sperma tidak ada virus). Jika air mani tumpah di dalam rongga mulut dan di rongga mulut, gusi dan tenggorokan ada luka-luka, serta sariawan, maka itu bisa jalan masuk HIV ke dalam tubuh perempuan yang melakukan BJ.
Kebalikan BJ adalah cunnilingus yaitu aktivitas seksual yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan dengan menggunakan mulut, bibir dan lidah ke alat kelamin perempuuan atau vagina. Ini dikenal sebagi JM (jilat miss V atau jilat memek).
Terkait dengan CIF/COF ada risiko tertular HIV jika air mani yang crot di wajah mengandung HIV/AIDS yaitu melalui luka-luka mikroskopis bekas jerawat yang pecah. Kalau laki-laki yang ejakulasi di wajah mengidap kencing nanah, sifilis, atau herpes tentulah risiko buruk terhadap kulit wajah..
Yang perlu diingat adalah tiga kondisi di atas tidak hanya terjadi pada cewek ‘bispak’ dan cewek ‘bisyar’, tapi bisa saja ada pada seorang suami. Ini terjadi karena si suami mem-booking ‘bispak’ atau ‘bisyar’ untuk melakukan ML atau BJ. Bahkan, bisa juga terjadi cunnilingus yang dilakukan si suami kepada cewek ‘bispak’ atau cewek ‘bisyar’.
Karena tingkat penyebaran IMS dan HIV/AIDS yang tinggi melalui kegiatan pelacuran, maka rekan-rekan aktivis AIDS di beberapa LSM melatih PSK untuk memasang kondom dengan mulut. Laki-laki ‘hidung belang’ tidak menyadari hal itu, apalagi laki-laki biasanya minum miras dahulu sehingga daya kritisnya terganggu dan otaknya sudah penuh dengan fantasi seks. Soalnya, hampir 100 persen laki-laki ‘hidung belang’ menolak memakai kondom ketika ngeseks dengan PSK. Untuk itulah PSK dilatih ‘mengelabui’ laki-laki ‘hidung belang’.
Dikabarkan penyerapan air mani melalui vagina yang mengandung penyakit juga bisa mempercepat inkubasi kanker serviks pada perempuan jika perempuan atau istri tertular kanker serviks dari suami atau pasangannya.
Epidemi atau penyebaran IMS dan HIV/AIDS di Indonesia sangat tinggi, Indonesia sendiri merupakan negara ketiga di Asia, setelah India dan Tiongkok, dengan tingkat penyebaran HIV/AIDS tertinggi. Kasus kumulatif HIV/AIDS di Indonesia sampai 30 September 2014 dilaporkan Kemenkes RI sebanyak 206.084.Tapi, jarang sekali ada informasi CFS (Covered Full Service yaitu sanggama dengan kondisi laki-laki pakai kondom) pada layanan yang ditawarkan ‘bispak’ atau ‘bisyar’ di media sosial.
Memang, ada opsi HTML (hubungan tanpa making love), tapi tentulah hal ini tidak menjadi pilihan bagi laki-laki ‘hidung belang’.
Kalaupun secara medis disebutkan banyak banyak kandungan vitamin dan protein yang bermanfaat bagi tubuh di air mani, tapi: Mengapa harus ‘minum’ air mani untuk mendapatkan vitamin dan protein?
Soalnya, di air mani, di penis dan di vagina ada penyakit menular! (dari berbagai sumber) *** [Syaiful W. Harahap] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H