Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Surat Terbuka untuk Komjen Budi Gunawan

17 Januari 2015   14:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:57 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Budi Gunawan, kenalkan saya Salman di sini sebagai seorang kompasianer. Surat saya ini saya sampaikan secara terbuka karena juga merupakan sebuah kritikan buat Anda.

Pak Budi Gunawan, secara dunia Anda telah hampir memiliki semua tapi ingatlah bahwa Anda tidak selamanya hidup di dunia. Anda telah memiliki karir yang gemilang dan kekayaan yang sangat berlimpah diukur dari rata-rata pendapatan penduduk Indonesia. Tapi ada satu kekayaan yang hilang atau belum Anda miliki yaitu kehormatan. Anda mungkin dihormati dalam korps Anda, tapi Anda saat ini dihujat di luar korps Anda. Kehormatan  lebih abadi dibandingkan jabatan dan kekayaan. Telah begitu banyak contoh pejabat yang mencapai karir yang gemilang dan bergelimang harta namun berakhir dalam kehinaan.

Pak Budi Gunawan, marilah kita berkaca pada budaya Asia Timur, yaitu budaya malunya, kenapa harus belajar pada budaya malunya? karena banyak pejabat yang menjadi hina karena tidak punya malu lagi, pak. Di jepang dan Korea, pejabat publik akan mengundurkan diri jika dinilai tidak dapat menyelesaikan masalah. Ingat di sini, pejabatnya belum dinyatakan salah tapi baru dinilai tidak cakap dibidangnya.

Pak Budi Gunawan, saat ini Anda dicalonkan sebagai calon tunggal Kapolri namun kehadiran Anda tidak membuat situasi lebih baik karena Anda telah menjadi tersangka korupsi yang ditetapkan KPK, dengan kata lain Anda telah menjadi masalah itu sendiri. Saya telah banyak membaca berita tentang kejanggalan-kejanggalan transfer uang terutama ke putra Anda yang mencapai 57 milyar di saat usia 19 tahun yang bersumber dari salah satu perusahaan dari luar negeri yang ternyata sudah tutup. Sangat janggal pak! Jadi kemungkinan besar Anda dan Putra Anda akan dijerat oleh KPK, kemungkinan besar KPK selanjutnya akan menggunakan pasal pencucian uang. Analisa saya, 90% Anda tidak akan lolos dari KPK. Ini sangat serius.

Pak Budi Gunawan, Anda lebih baik sadar diri. Lebih baik Anda kooperatif dengan KPK, ikuti saja arus KPK. Anda saat ini sedang melawan arus yang deras, Anda tidak akan menang, kecuali Anda mengikuti arus yang mengarahkan Anda ke telaga pembersihan. Ada dua jenis telaga pembersihan, ada yang dangkal dan ada yang dalam. Jika Anda hanya sampai  pada telaga  yang dangkal, Anda boleh bersyukur karena proses pembersihan Anda akan berakhir lebih cepat yaitu hanya pada lembaga peradilan. Tapi jika Anda perlu permbersihan yang ekstra maka Anda akan diterjunkan ke telaga yang lebih dalam, yaitu sel tahanan.

Pak Budi Gunawan, jika Anda seorang prajurit yang punya jiwa ksatria. Maka buktikanlah diri Anda bersih di depan KPK, bukan di depan media atau pihak yang Anda pikir bisa mem-back up Anda. Jika itu yang Anda lakukan maka Anda seorang pengecut. Manuver-manuver liar Anda akan semakin membuat Anda sulit sendiri. Apakah Anda takut mengahadapi peradilan? Jika iya maka ketakutan Anda membuktikan Anda memang bersalah.

Pak Budi Gunawan, jika Anda bisa melihat ini dari sisi lain maka ini adalah kesempatan yang terbaik buat Anda untuk membuktikan diri Anda layak menjadi Kapolri tapi tidak di periode ini. Periode ini Anda gunakan untuk membuktikan terlebih dahulu bahwa Anda calon kapolri yang bersih, mundurlah selangkah untuk melompat yang lebih tinggi.  Jika Anda mundur dari proses pencalonan Kapolri dan ingin fokus pada kasus Anda maka Anda telah mengambil satu kredit positif dari masyarakat. Ingat nama Anda saat ini sedang naik daun, banyak mata yang tertuju pada Anda. Proses Anda jadi Kapolri bisa jadi lebih panjang dan melelahkan dibandingkan biasanya. Percayalah perjuangan pahit untuk tujuan yang benar akan berbuah manis. Memang benar Anda saat ini dihujat, tapi senjata yang Anda miliki tidak akan bisa membungkam para peghujat. Jika benar Anda punya niat yang baik pada bangsa ini, sekali lagi saya sarankan Anda mundur saja untuk periode ini dan bertarung kembali periode berikutnya, itu jika Anda punya jiwa ksatria.

Salam ksatria.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun