Minggu pagi ,20 desember 2014 i entah kenapa saya menuruti kemauan anak saya yang ingin bersepeda di sekitar kampung saya (biasanya pilih berwisata  di pulau kapuk, mumpung libur) . Sekitar 30 menit putar-putar kampung bosen juga akhirnya,sedang anak saya belum mau pulang. Akhirnya kita putuskan melanjutkan bersepeda di Car Free day di sepanjang jalan Slamet riyadi Solo. Memasuki Ujung CFD, di depan Stasiun Purwosari banyak petugas berjaga , jalan mulai terlihat ramai dengan warga yang berlalu lalang dengan sepeda atau sekedar jalan kali bersama keluarga atau teman. Terlihat beberapa anak bermain sepak bola dengan riang , mungkin karena sulitnya mencari lahan luas untuk bermain sepak bola jadi mereka jadi senang tiap minggu bisa bermain sepak bola di jalan beraspal yang cukup luas ini. Berikutnya komunitas lansia asik bersenam denga dipandu instruktur yang dengan ceria memberi instruksi pada para peserta yang memang udah cukup lanjut usia ini, bercampur dengan aktifitas warga yang terkadang usil menggoda para lansia ini, tapi bukannya marah dengan candaan mereka , terlihat mereka balas dengan candaan ala lansia yang membuat gelak tawa diantara mereka. Semual terlihat ceria , cair dalam suasana pagi yang sejuk…
Di koridor berikutnya terlihat segerombolan mahasiswa (terlihat memaki jaket almamater) dengan salah satunya memegang megaphone berteriak-teriak menyebut kegaggalan pemerintah mengendalikan harga-harga dan menuntut di turunkannya harga..( oh… demo tho.., rajin bener pagi-pagi udah demo.. atau mungkin lagi praktek ekskul ya..), suara mereka terkadang hilang kalah dengan hinggar binggar musik dangdut koplo yang mengiringi seorang penyanyi yang berjoget dengan pakaian yang cukup wow.. disampingnya berjajar deretan motor keluaran terbaru yang dipromosikannnya (gak tahu nih… orang-orang pada liat motornya atau… paha mulus si biduan..)
Melaju kedepan terlihat kerumunan orang-orang bersepeda dengan seragam yang lumayan banyak jumlahnya bergerombol di depan sebuah panggung yang menampilkan penyanyi bergaya hip hip ( baju kedodoran, topi dibalik, celana jean ¾ ..) berjingkrak-jingkrak menyanyikan lagu rap degan lirik bahasa jawa, menarik juga untuk disimak. “sing nang kono,,,, sing nang kene.. he.. he.. he ayo podho mrene… he he .. he……( sambil menggerakkan tangan ke depan kesamping khas… anak hip hop)  itu sebagian lirik yang tertinggal di kepala  saya, lainya… lupa semua. Heran juga, liriknya bahasa jawa kenapa gak sekalian pakainnya pakaian jawa pakai blangkon gitu lho… khan lebih menarik . Tapi aku liat gak ada yang protes kok… semua enjoy-enjoy aja . yang pimgin liat sambil ikut goyang silahkan… yang gak suka Cuma melirik aja sambil tetap jalan ya  monggo….
Di sebelahnya terlihat anak-anak antri mau naik odong-odong yang berjajar menjajakan jasanya dengan menggunakan pengeras suara yang memutar lagu-lagu anak-anak yang berbeda-beda bersaut-sautan (…hadew…. Jadi pusing dengarnya), tapi sekali lagi gak ada yang protes atau merasa terganggu, yang ingin menggembirakan anaknya mampir dulu, yang enggak kepingin ya jalan terus sambil bisik-bisikmerayu anaknya agar mau jalan terus ( itu … saya sendiri..)
Di depan Boulevard Sriwedari kami memutuskan untuk beristirahat, memarkirkan sepeda terus cari minum dan makanan. Setelah ketemu makanan dan minuman pilihan masing2 ( kalau aku cukup teh manis panas…) kami duduk2 di bahu jalan sambil melihat aktifitas di sekitar kami. Ada komunitas penggemar Anjing, kucing, burung memamerkan hewan kebanggan mereka…. Ada  pemandangan unik yang cukup menarik dan menggelitik perhatian saya. Ada stan dari MUI   yang dipandu laki-laki  yang kebanyakan berjenggot dan wanita –wanita sopan dengan jilbab berkerudung panjang memajang poster-poster  berisi ajkan untuk menjalankan ajaran islam secara benar… salah satunya himbauan pada para wanita muslim agar mengenakan hijab syar’i,…. Himbauan agar jangan meninggalkan ajaran-ajaran islam. Disampingnya.. nah ini yang membuatku takjub.. sekelompok orang berpakaian sinterklas merah putih dengan MC yang cukup ceriwis dengan menggunakan pengeras suara menawarkan produk disertai bonus Natal… keduanya berdampingan tanpa gesekan tanpa pertentangan semuanya berjalan damai tanpa protes tanpa insiden……. Sungguh indah toleransi yang mereka perlihatkan , membuat aku tercenung dengan berita- berita di TV yang memperlihatkan pertentangaan antar agama disertai penghujatan terhadap simbol-simbol agama atau kepercayaan orang lain. Ada rasa syukur di dalam hati bahwa di Kota Solo yang dulu sering diberitakan sebagiai “ sarang Teroris “ ternyata jalinan toleransi antar agama masih terlihat denga jelas, gamblang, mengalir begitu saja .. tulus tidak mengada-ada ……Bangganya aku akan sikap toleran orang Solo.. bangga aku jadi warga kota Solo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H