Nama saya Martin, saya adalah peserta program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) sejak tahun 2015 dan terdaftar dikelas 2. Awalnya saya mendaftar karena ajakan anak saya. Iuran sebesar Rp 42.500 (iuran lama) per-orang, dikalikan kami berempat (Istri dan 2 anak) menjadi sekitar Rp 170.000 per-bulannya. Dengan hanya mengharapkan pendapatan sebagai petani karet dan berjualan sayur, agak terasa berat bagi saya.
Setelah hampir enam bulan terdaftar, saya belum merasakan manfaat terdaftar di BPJS Kesehatan. Muncul niatan hati kecil saya untuk berhenti membayar iuran dan keluar dari program JKN, tapi anak saya kembali menguatkan agar tetap rutin membayar iuran karena saya termasuk orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit Hypertensi.
Pada suatu hari saat sedang dirumah, tiba-tiba tekanan darah saya naik. Kepala menjadi pusing , tangan dan kaki saya tidak bisa digerakkan, mulutpun tidak bisa berbicara. Saya terjatuh dari kursi kelantai. Istri dan anak saya sangat panik. Saya segera dilarikan ke Puskesmas Pembantu terdekat. Setelah diperiksa ternyata tekanan darah saya 200/180. Saya dilarikan ke Rumah Sakit Ade M. Djoen Sintang, sesampainya disana saya sudah tidak sadar.
Selama 4 hari saya dirawat di Rumah Sakit, dan saya menggunakan kartu BPJS Kesehatan yang saya miliki. Puji Tuhan semua biaya perawatan ditanggung dan dijamin oleh BPJS Kesehatan. Tidak ada biaya sepeserpun yang keluarga saya keluarkan. Petugas Rumah Sakit juga cukup ramah dan membantu. Demikian juga dengan petugas BPJS Kesehatan di Rumah Sakit yang banyak memberikan informasi dan solusi saat kami bertanya.
Saya sempat bertanya kepada anak saya, jika kami berobat sebagai pasien umum, berapa biaya yang harus kami keluarkan? Anak sayapun bertanya pada kasir Rumah Sakit dan jawabannya hampir Rp 10.000.000. Jika dihitung-hitung saya baru 7 bulan terdaftar sebagai peserta program JKN, saya merasa sangat terbantu. Jika tidak ada program JKN saya harus mengeluarkan biaya yang bagi saya sangat besar. Mungkin saya harus menjual salah satu kebun karet milik kami untuk menutupi biaya tersebut.
Terima kasih bagi seluruh peserta BPJS Kesehatan yang telah memberikan subsidi silang dari yang sehat kepada yang sakit, dari yang muda kepada yang tua, dari yang kaya kepada yang miskin. Semoga ini semua menjadi amal ibadah kita bagi sesama manusia disisi Tuhan Yang Maha Esa.
***
Sumber: Wawancara langsung dengan peserta di Sintang, 30 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H