MATARAM - Sudah tak terhitung berapa jumlah orang yang merasakan manfaat BPJS Kesehatan. Soekartadji Anwar, mantan Kadishub Provinsi NTB adalah salah satunya. Divonis mengidap penyakit jantung, ia bersyukur menjadi peserta ASKES yang kini berubah menjadi BPJS Kesehatan. Pasalnya, semua biaya pengobatan penyakit jantungnya ditanggung BPJS Kesehatan.
"Saya merasa tiba-tiba tubuh saya kurang sehat, setelah saya periksa, ternyata saya divonis menderita penyakit jantung," tuturnya.
Pria yang merupakan olahragawan ini sebelumnya tidak pernah menyangka kalau dirinya bakal menderita penyakit jantung. Pasalnya, selain aktif berolahraga sebagai atlet karate, ia juga aktif di olahraga selam. Namun, oleh dokter ia diberikan penjelasan bahwa salah satu faktor penyebab dirinya mengidap penyakit jantung yakni pola makan. Pola makan yang tidak teratur ketika masih muda dijelaskan membuat pembuluh darah Soekartadji menyempit di masa tua. Pasalnya, ia mengaku tak pernah pilih-pilih makanan, mulai dari yang mengandung kolesterol hingga berbagai macam kandungan penyakit lainnya.
"Saya dulu mikirnya karena saya atlet yang selalu mengeluarkan banyak tenaga, maka makan juga harus banyak. Sehingga pola makan memang tidak terkendali," ungkap pria yang kini menjabat Ketua Gapasdap NTB ini.
Sebagai seorang pensiunan, ia mengaku sempat khawatir tidak bisa membiayai pengobatan. Ia meminta istrinya untuk siap-siap menguras tabungan yang ada untuk biaya pengobatan yang dibutuhkan. Karena ingin mendapatkan fasilitas pelayanan yang lebih baik, Soekartadji memilih berobat di Jakarta di RS Harapan Kita Jakarta. Namun, oleh salah seorang temannya ia disarankan menggunakan kartu BPJS Kesehatan yang dimilikinya.
"Saya coba konfirmasi, ternyata kartu ASKES (kini berubah BPJS Kesehatan) yang saya miliki bisa digunakan. Saya pilih berobat di Jakarta itu pun katanya bisa," ungkapnya.
Akhirnya, ia pun memilih berobat di Jakarta menggunakan kartu BPJS Kesehatan. Disana ia merasa dilayani dengan super baik meski berasal dari pasien yang menggunakan kartu BPJS Kesehatan. "Di sana kami benar-benar dilayani dengan baik dan maksimal. Saya baru merasakan manfaatnya," akunya.
Jika berobat biasa, Soekartadji menjelaskan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 60 juta. Karena menggunakan kartu BPJS Kesehatan, ia akhirnya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. "Alhamdulillah kartu BPJS Kesehatan yang saya miliki ternyata sakti," guraunya tersenyum.
Keberadaan BPJS Kesehatan diyakininya sangat bermanfaat. Mungkin belum disadari bagi orang yang saat ini sehat. Namun, itu akan bermanfaat bagi seseorang ketika sakit kelak. Namun, ia juga berharap pihak BPJS Kesehatan yang ada di Mataram bisa lebih menunjukkan taringnya kepada pihak rumah sakit mitra atau klinik yang ada.
"Kalau bisa meniru di Jakarta itu. Meskipun kami menggunakan kartu BPJS Kesehatan, semua orang dilayani dengan sangat baik dan maksimal. Tanpa membeda-bedakan latar belakang masyarakat," harapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H