Bandung, Â -- Sejak terdaftar dalam Program JKN-KIS, Yogi Achmad Fajar (29) telah merasakan manfaat JKN-KIS saat ia dan keluarga membutuhkan perawatan. Â Biasanya, Yogi berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar, termasuk saat ia merasakan nyeri di bagian perutnya. Dokter awalnya mendiagnosa, Yogi hanya sakit maag biasa. Namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih detail, dokter pun menyatakan Yogi menderita usus buntu.
"Waktu masih bersekolah dulu, saya memang pernah ada masalah di usus, namun sakit tersebut tidak mengganggu aktivitas belajar saya. Puncaknya pada Agustus 2017, rasa nyeri di perut saya terasa semakin mengganggu. Setelah diperiksa ternyata usus buntu," ungkap Yogi saat ditemui Jamkesnews, Kamis (18/04).
Untuk mendapatkan penanganan yang lebih komprehensif, Yogi akhirnya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Bandung. Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, dokter mengatakan jika jalan terbaik menangani usus buntunya adalah dengan tindakan operasi.
"Dokter spesialis bilang bahwa sakit usus buntu saya sudah akut, harus segera dioperasi. Saya pasrah saja, karena sudah ada JKN-KIS di tangan saya. Alhamdulillah, semua administrasi pra operasi berjalan lancar.Â
Bahkan di hari dokter menyatakan sakit saya sudah akut, besoknya saya langsung mendapatkan jadwal untuk tindakan operasi. Pelayanannya sangat cepat, dokter mengerti mana yang sudah emergency dan harus mendapat penanganan segera. Saya merasa terbantu sekali," cerita Yogi.
Operasi tersebut membuat Yogi harus terbaring menjalani rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari. Ususnya harus dipotong dan dibuang karena terdapat pembengkakan, dan jika tidak segera dioperasi, nyawa Yogi menjadi taruhannya.
"Sakit memang dapat datang kapan saja, sehingga penting bagi kita untuk memiliki jaminan kesehatan. Apalagi sekarang sudah ada Program JKN-KIS yang terjangkau , tetapi sangat bermanfaat. Saya saja operasi tidak mengeluarkan biaya sepeser pun berkat JKN-KIS. Beruntung saya," tutur Yogi.
Walau memiliki JKN-KIS, Yogi berharap ke depannya ia tidak lagi memanfaatkan kartu JKN-KIS miliknya. Menurutnya, lebih baik iuran yang ia bayarkan setiap bulan dapat berguna bagi yang membutuhkan.
"Sehat itu mahal, mencegah lebih baik daripada mengobati, dengan cara mengatur pola hidup sehat. Saya ikhlas iuran yang dibayarkan untuk mengobati peserta JKN-KIS lain yang sedang sakit, daripada saya yang sakit dan menggunakan JKN-KIS. Â Tapi semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, serta program JKN-KIS dapat lebih banyak membuat sehat masyarakat Indonesia," tutupnya. (BS/rm)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI