Denpasar (25/09/2018) - Semenjak sistem rujukan online pada 15 Agustus lalu diujicoba, banyak sudah kemudahan yang dirasakan oleh masyarakat. Berbagai ungkapan pengalaman dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) maupun stakeholder mengaku terbantu mengurai antrian panjang yang sering terjadi saat akan mengakses pelayanan kesehatan. Salah satu pengalaman berkesan ini dibagikan oleh Semi pada Kamis (20/09).
 Pengalaman kedua menggunakan JKN-KIS saat mengakses pelayanan kesehatan bagi anak perempuannya yang baru berusia 7 tahun, Kelica Desvita Yasmin. Putri pertama dari dua bersaudara yang divonis mengidap leukimia ini membutuhkan pelayanan yang tidak dapat ditunda setiap kali putrinya membutuhkan transfusi darah, penyakit yang mengakibatkan jumlah produksi sel darah putih menjadi lebih banyak dari sel darah merah ini membuat Kelica harus kembali menjalani perawatannya pada Senin awal minggu ini. Karena keadaan tersebut, putrinya dirujuk oleh klinik tempatnya terdaftar ke rumah sakit untuk menjalani perawatan kemoterapi.
 "Saat itu sudah diterapkan rujukan online, sempat berpikir jangan-jangan dipersulit lagi atau gak ditanggung. Tapi ternyata sistem rujukan ini justru mempercepat layanan, begitu sampai ke rumah sakit gak lama langsung ditangani dengan baik. Menurut saya dengan rujukan online ini lebih mudah, mempersingkat waktu dan memangkas antrian juga ya," ucap Semi.
 Ia mengaku bahwa sebelum diterapkannya sistem rujukan online, dirinya  mengikuti antrian di fasilitas kesehatan untuk mendapat antrian rujukan untuk putrinya.
 "Sebelumnya saya harus wara-wiri sendiri ke klinik ikuti antrian, sekarang sudah mudah dirujuk apalagi setelah itu penanganannya memang sesuai pada rumah sakit yang tepat sesuai yang dibutuhkan," ceritanya.
 Sesuai jadwalnya setiap minggu, Kelica akan menjalani 25 kali kemoterapi dan saat ini telah dijalani sebanyak 17 kali sehingga masih 8 kali lagi prosedur kemoterapi yang harus dijalaninya.
 "Pernah juga dulu saya coba bayar sendiri, untuk sekali transfusi darah saja sudah lebih dari satu juta, tanpa BPJS Kesehatan nggak tahu lagi saya harus bagaimana," tambahnya.
 Ia pun berharap agar Program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan dapat terus berkesinambungan karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan.(ay/cr)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H