Mohon tunggu...
Info Bola Nasional
Info Bola Nasional Mohon Tunggu... -

Info Bola Nasional info menarik seputar sepak bola dalam negeri yang tidak akan anda jumpai di media mainstream

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kenapa Mereka Bangga dengan PSS Sleman?

24 Februari 2016   11:43 Diperbarui: 24 Februari 2016   11:49 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bali Island Cup II telah usai dengan juara bertahan Arema yang tampil luar biasa tanpa tandingan, menyapu bersih 3 pertandingan dengan kemenangan. Ada banyak cerita yang menarik dalam ajang Bali Island Cup II ini. Salah satunya dari tim yang berada di urutan buncit yakni PSS Sleman. Menjadi juru kunci dalam turnamen namun uniknya seolah olah tampil menjadi juara di depan pendukungnya?. Bukankah harusnya mereka mengeluh, kesal atau bahkan marah ?. Ternyata ada banyak kisah menarik dibalik ini semua.

Seperti tampil di permukaan, supporter PSS Sleman ini menjadi sorotan di Bali Island Cup. Bagaimana tidak ?, suara berisik mereka selalu menggema di stadion kapten I Wayan Dipta tak peduli apapun hasil didalam pertandingan. Bahkan supporter terbaik Piala Jendral Sudirman, Aremania sendiri mengaku bahwa suara supporter Sleman ini sangat keras. Bukan cuma itu, chants anti rasis dan jarang kita dengar di Indonesia yang fokus mendukung tim 90 menit membuat senyum para pendengarnya terasa menyenangkan. Dengan aksi membelah menjadi dua saat bersua Aremania juga menjadi ciri khas tersendiri supporter Sleman ini. Itulah gambaran kasat mata supporter Sleman yang kita lihat di Bali. Dibalik itu semua inilah supporter Sleman dari dalam.

Saat itu PSS pernah mengalami kebangkrutan yang amat sangat. Stadion mulai sepi, pemain mulai pergi karena kondisi tim dan satu persatu meninggalkan stadion Maguwoharjo (markas PSS). Tim ini nyaris tinggal sejarah saat itu. Biasanya saat tim akan terpuruk bisa saja tim ini dijual atau marger dengan tim lain untuk bertahan bahkan untuk mendapatkan dana segar yang menjanjikan. Namun tidak untuk PSS Sleman.

Revolusi itu dimulai dengan jumlah yang sedikit namun pasti. Di mulai dengan slogan "No Ticket No Game", tradisi malu jika masuk stadion tanpa membeli ticket. Tidak hanya itu ideologi supporter Sleman mulai dirubah dengan fokus pada tim dengan kreatifitas. Dimulai dari situ perlahan namun pasti detak jantung PSS mulai berdenyut lagi.

Supporter ini semakin berkembang membuat unit usaha untuk membantu financial PSS dengan membuat toko merchandise, membuat radio streaming, bahkan membuat TV streaming sendiri. Budaya membeli merchandise original juga sangat luar biasa di Sleman. Tak heran jika PSS bermain jarang atau bahkan tidak ada yang berjualan barang bajakan PSS Sleman. Ya ini karena supporter PSS enggan membeli bajakan walau harga merchandise original harganya jauh lebih tinggi. Bentuk dukungan yang nyata untuk menghidupi tim. Tentu perjuangan mereka untuk sampai sekarang ini, tak semudah ketika membaca tulisan ini. Pasti ada banyak sekali tantangan untuk mewujudkan cita cita mereka. Menolong club yang hampir bangkrut dengan tangan mereka sendiri, sungguh luar biasa.

Hingga akhirnya mereka datang ke Bali Island Cup seperti apa yang kita lihat. Inilah inspirasi yang harus kita contoh sebagai supporter Indonesia. Fokus berkarya untuk tim, bukan malah mencaci kelompok lain seperti anak kecil. Jika seluruh supporter di Indonesia seperti ini maka niscaya tidak akan ada lagi permusuhan tidak akan ada lagi tim yang kesulitan membayar gaji pemain.

Melihat mereka terakhir bernyanyi bersama pemain di stadion kapten I Wayan, terbesit rasa haru. Teruslah berkarya Supporter Sleman untuk Indonesia. Sampai jumpa lagi dan terimakasih memberi warna di stadion kapten I Wayan Dipta.

 

Artikel ini didapat dari data artikel artikel sebelumnya yang kami kumpulkan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun