Surakarta, Jawa Tengah. Baluwarti menjadi salah satu kampung wisata budaya di Surakarta karena memiliki keistimewaan yakni berada di dalam lingkungan benteng Keraton Surakarta dan satu-satunya kelurahan yang seluruh penduduknya menempati tanah milik Keraton. Berbagai potensi yang dapat dikembangkan yaitu bangunan bersejarah, industri kreatif, serta seni dan budaya. Pandemi covid-19 mengakibatkan kampung wisata ini sepi pengunjung dan banyak masyarakat sekitar Baluwarti yang terdampak akibat terjadinya pandemi. Salah satunya sektor industri kreatif pada beberapa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Baluwarti merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan Pasar Kliwon,Pada tahun ini, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang tergabung dalam kelompok 370 KKN Tematik UNS 2021 hadir untuk membantu UMKM dalam program pemberdayaan terkait pemasaran dan manajemen UMKM melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UNS Membangun Desa 2021. Kelompok 370 beranggotakan Dewi Anggraeny (Prodi Pendidikan Bahasa Jawa) sebagai koordinator, Moh. Amin Yusuf (Prodi Pendidikan Ekonomi), Mohammad Ravi Rachman (Prodi Teknik Elektro), Aninda Nisa Maylana (Prodi Sastra Arab), Kartika Nugrahena (Prodi Fisika), Yobel Eka Putra (Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga), Annisa Dina Pratami (Prodi Agroteknologi), Annisa Dwi Nursanti (Prodi Pendidikan Fisika) dan Annisa Rochmah Watika (Prodi Kimia) dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Bapak Cucuk Wawan Budiyanto, S.T., Ph.D.
Program kerja ini dilakukan pada tiga UMKM yang berada di Kelurahan Baluwarti RW 11 yaitu UMKM Beras Kencur "Putri Solo", UMKM Roti Sagu "Diko Bakery" dan UMKM rajut "Uti Rajut Solo". UMKM tersebut menjadi ikon di Kelurahan Baluwarti yang memiliki potensi besar dikarenakan ciri khas pada masing-masing produk. Kendala yang dihadapi terkait pemberdayaan UMKM yakni kurangnya pemahaman terkait pemasaran secara online dan manajemen usaha sehingga mahasiswa KKN UNS kelompok 370 tertarik untuk membantu terkait pemasaran dan manajemen usaha tersebut.
"UMKM Putri Solo itu sudah terkenal, dan ketika ada tamu yang sedang melakukan kunjungan ke Baluwarti, Beras Kencur Putri Solo ini selalu dihidangkan" ungkap Gatot selaku Ketua RW 11 di Kelurahan Baluwarti. Gatot mengungkapkan Beras Kencur dan Kunir Asem "Putri Solo" dalam pengemasannya kurang praktis dan proses produksi belum modern . "Namun, teknik produksi dan pengemasan dari UMKM ini masih menggunakan cara tradisional, harapannya ketika adik-adik KKN UNS ini melakukan pemberdayaan bisa lebih memajukan UMKM tersebut" sambungnya.
Pada dua UMKM yang lain yaitu Diko Bakery dan Uti Rajut Solo. Diko Bakery juga sudah lama berkembang terhitung sejak tahun 2000. Kendala yang dihadapi yakni proses pemasaran masih secara manual maka dari itu perlunya peningkatan terkait proses pemasaran menjadi online dan memberikan saran agar menambah berbagai varian rasa supaya dapat bersaing dengan toko roti yang lainnya. Uti Rajut Solo merupakan UMKM yang tumbuh dari hobi seorang wanita tangguh yaitu Bu Bambang yang menyulap benang menjadi berbagai macam kerajinan rajut. UMKM rajut ini masih dalam proses berkembang, maka dari itu mahasiswa KKN UNS juga melakukan pemberdayaan ke UMKM tersebut. "Perlunya ketekunan, jangan pernah berhenti belajar, karena kalau gak ada ketekunan dan malas buat belajar kapan mau bisa" ungkap Bu Bambang.Â
"Dengan adanya pemberdayaan ini diharapkan UMKM dapat terbantu dalam menyelesaikan kendala terkait pemasaran dan manajemen selama proses awal hingga akhir produksi dan membantu meningkatkan penghasilan warga" pungkas kelompok 370 dalam rilis. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H