(info-bag.us)siapa bilang naik kereta listrik ekonomi itu ngga enak??.... mungkin dengan sedikit kreatifitas dan hayalan, pendapat ini bisa berubah...menjadi lebih baik atau buruk. emang sih ada ngga enaknya :) ya itu kita harus sering mengalah... kalau ada KRL AC atau kereta luar kota. maklumlah namanya juga jalur subsidi. modal 1000 rupiah bisa dari stasiun kota sampai stasiun bekasi. menurut mbah google, jaraknya sekitar 26 km, jadi satu kilometernya kira-kira bernilai 38 rupiah! wow...hanya ada di Indoesia kali ya. tetapi...kalau dibuat keluhan terus ya cape juga.. saya sendiri cukup menikmati naik kereta ini :) KRL ekonomi itu seperti seperti toko bergerak :) mulai makanan, minuman, mainan, sampai aksesoris HP dijual di sini :) .. palugada (pa lu mau gue ada - apa yang kamu mau saya punya). rame banget, dan mengingatkan saya pada jalur kenangan senja ekonomi dan lempuyangan (yogyakarta-jakarta ) KRL ekonomi itu seperti sekolah bergerak.. banyak pelajaran hidup yang bisa diambil... ada pelajaran bergembira dalam kesusahan, pelajaran saling menolong, pelajaran untuk bersabar, dan pelajaran baik lainnya. sungguh gembira hati saya melihat orang-orang ini saling menyapa, tertawa, dan bahkan memberikan tempat duduknya untuk ibu dengan anak dan orang tua. eh tapi ada juga murid nakal di situ...tadi dua saya tegur karena merokok di tempat umum! KRL ekonomi itu seperti panggung bergerak...ada yang akustik, dan ada yang pakai karaoke...musik dari pop, dangdut, dan bahkan rok! tentunya panggungnya outdoor ya...karena banyak banget ventilasinya :) maklum kacanya banyak yang pecah dan pintu sudah tidak ada. Ngga percaya? silakan tonton pelemnya: di sini. KRL ekonomi itu seperti jejaring sosial bergerak..tempat orang berkenalan, dan bicara ngalor ngidul. bertepatan hari ini saya dapat kenalan seperjalanan.. lumayan bisa berbagi cerita. tempat ini jauh lebih hangat dari commuter line yang pake AC itu, karena rata-rata penumpangnya sibuk dgn BBnya. KRL ekonomi seperti rumah ibadah yang bergerak...ya di sini kita bisa melihat potret kerasnya kehidupan di Jakarta, mungkin juga Indonesia pada umumnya? tempat yang baik untuk mendoakan sesama, berbagi berkat ke para pengamen, berbagi tempat duduk dengan yang membutuhkan, dan tempat untuk insaf. ya insaf akan keadaan bangsa ini. anak-anak dan perempuan yang 'kesannya' gelandangan merupakan pengalaman yang wajar di sini, sungguh jauh dari potret-potret palsu yang dipampang di sinetron-sinetron (baik karya raam punjabi maupun karya politisi). Inilah rel hidup riil (nyata) Jakarta, dan mungkin juga Indonesia. suatu realitas di atas rel bahwa ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri. roda-roda itu bergerak pada rel horisontal yang membawa penumpang dan penebeng dari satu titik ke titik yang lain; semoga juga membawa mereka pada suatu titik kehidupan yang lebih bermartabat. Suatu realitas di atas rel, bahwa masinis menentukan kecepatan, arah dan laju kereta... dan mereka hanya segelintir dari ratusan/ribuan penumpangnya. semoga mereka yang menggerakkan lokomotif bangsa ini juga sadar akan tanggung jawab serupa...memastikan bangsa ini dibawa bukan saja ke gerbang tetapi juga memasuki ke depan pintu kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. jadi sambil menumpang mari nikmati saja perjalanan ini seolah-olah kita sedang naik shinkansen (kereta super cepat) Jepang, Unter-Bahn (kereta bawah tanah) Jerman, MRTnya Singapura, atau mentok-mentoknya yaaah monorail Taman Mini Indonesia Indah :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H