Mohon tunggu...
Fajar Azay
Fajar Azay Mohon Tunggu... -

cari tahu tentang saya di http://infoana.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sekecil Apapun Pendapatan atau Usahamu, Be The Boss, Jangan Mau Jadi Jongos!

5 Oktober 2017   12:42 Diperbarui: 5 Oktober 2017   13:01 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seekor harimau yang sejak kecil senantiasa diikat dengan rantai sepanjang 5 meter hingga dia dewasa, tidak akan pernah berani melangkah lebih berasal dari 5 meter, meskipun rantainya telah dilepas. Seseorang yang telah punya kebiasaan jadi karyawan, akan susah baginya melepas diri berasal dari gelar "karyawan", meskipun banyak kesempatan bagi dirinya di luar sana untuk jadi usahawan.Sebenarnya, nggak tersedia yang salah sih dengan jadi karyawan. Yang salah itu terkecuali kita telah menggantungkan rezeki kita mirip sesama manusia. Berharap dan caper (cari perhatian) mirip si bos supaya gaji sanggup naik, jabatan sanggup naik, dapet bonus dan lain-lain. Kalau kata Pak Ustaz guru ngaji aku sih itu namanya "syirik kecil".

Buat saya, jadi usahawan itu bukan sekadar cari duwit membuat cepat kaya. Terlalu dangkal dan cetek terkecuali alasannya sebatas itu. Toh jadi karyawan juga sanggup kaya kok, jadi penyembah pesugihan atau dukun kaya Ki Joko Pinter apalagi, haha.

Back to topic, membuat aku teristimewa jadi usahawan itu bukan membuat cepat kaya, tapi supaya kita cuma NURUTIN PERINTAH ALLAH, bukan ulang PERINTAH sesama MANUSIA apalagi JIN DEDEMIT. Sebab, tersedia pepatah yang bilang, "Mendingan jadi KEPALA ular kadut, daripada jadi BUNTUTnya Naga". Sorry ya terkecuali pepatahnya diplesetin supaya lucu. Kalau tersedia yang kesinggung, "YA MAAF, namanya juga cerita lucu!", haha.

Balik ulang ke laptop!, (ea,ea,ea). Kalau ibarat benda sih, aku bandingin karyawan itu seperti bola kristal, tetapi usahawan itu seperti bola karet yang biasa membuat mainan anak cewek. Karyawan tiap tiap hari bangun pagi, menggunakan kemeja/seragam/jas, sepatu bagus, rambut disisir rapi, wangi-wangian bermerek supaya sanggup ngeceng cewek di kantor (itu pengalaman saya). Mirip kaya bola kristal yang kerap kita memandang di pajangan tempat-tempat mewah atau di film-film dukun yang ulang ngeramal.

Tapi cbalah terkecuali diamati berasal dari kegunaan dan kegunaannya? Bola kristal cuma membuat pajangan doang, nggak tersedia fungsinya. Bandingin mirip bola karet, sanggup jadi mainan anak cewek, mainan kucing, hingga ganjal kaki meja yang somplak di dapur.

Jangan ketipu mirip bola kristal yang terlampau mengkilat, bersinar dan mencrang saawang-awang, gara-gara kesenggol dikit, baret tuh bola. Apalagi hingga jatuh, pecah berkeping -- keping. Jangankan tahan banting, apalagi hingga meloncat tinggi, yang tersedia pecah jadi kepingan tak bernilai mirip sekali. Sama seperti hatiku yang ditinggalkan pergi Dian Sastrowardoyo (apa-apaan ini? haha).

So, everything back to your choice homie!, nggak tersedia yang instan di dunia ini, terkecuali mie instan. Mau jadi bola kristal yang indah, nyaman tapi rapuh, atau mau jadi bola karet yang tahan banting dan sanggup melambung tinggi ke atas sesudah terjatuh. Sekali lagi, mental di sini berperan penting. Ga usahlah gengsi-gengsian atau malu mirip orang, nikmatin aja proses usahanya. Saya juga kantor masih ngontrak mirip saudara kok, mobil ngga gablek. Semua aset aku habis sementara pertama kali merasa usaha.

Tapi, aku sih yakin terkecuali kerja keras mirip doa dan ibadah keras pasti akan terbayar bro. Nikmatin aja prosesnya, slow aja, jangan banyak ngeluh. Sedikit demi sedikit merasa terlihat kok jaman depan aku kayak gimana. Kerjasama mirip developer udah, pengalaman handle proyek sendiri udah, merasa berasal dari kerjasama mirip orang Tiongkok, orang Korea, hingga orang Arab yang mau renovasi rumah juga pernah.

Apalagi mirip bos lokal, bejibun, Bro and Sis! Dan lagi, kuota proyek aku telah full nih tahun 2017, telah deal mirip 2 orang membuat renovasi rumah dengan nilai total sekian ratus jutaan, 3 desain rumah, mirip 1 ulang yang rencana mau renovasi rumah. Jadi, terkecuali aku mau ambil proyek ulang terkecuali salah satu proyek telah beres. Belajar berasal dari pengalaman sendiri, jangan kemaruk ngambil proyek banyak-banyak. Intinya "Worked Hard to live the life, Prayed Hard for afterlife". sekian cerpen singkat ini, Jadi, jangan salah pilih.

Be The BOSS, jangan jadi JONGOS!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun