Pemberdayaan Perempuan merupakan common issue yang ramai diperbincangkan, kesempatan uuntuk mendapatkan kemudahan akses pendidikan dan pengembangan keterampilan untuk perempuan menjadi hal yang krusial bagi perempuan dalam menjalani perannya sebagai seorang ibu sekaligus perannya dalam masyarakat. Dalam upaya untuk mencapai kemudahan akses Pendidikan untuk Perempuan yang fleksibel di Era Disruptif ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (BEM FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan menyelenggarakan Program Pemberdayaan Perempuan dengan nama “Sekolah Srikandi” dengan menyasarkan Desa Kebonagung setelah melakukan berbagai observasi yang disesuaikan dengan konteks lokal.
Bu Marjiyem selaku Kepala Kalurahan Kebonagung menyampaikan bahwa Sekolah Srikandi akan diisi oleh berbagai pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan soft-skill, UMKM dan kreativitas perempuan-perempuan di Desa Kebonagung. Perempuan Desa Kebonagung sangat bersemangat menyambut mahasiswa-mahasiwa yang datang dan berangkat untuk belajar bersama di Sekolah Srikandi. Bu Marjiyem juga berpendapat bahwa PPK Ormawa sangat relevan dengan Perempuan-perempuan di Desa Kebonagung Mengingat bahwa perempuan merupakan kader di dalam keluarganya, kader untuk anak-anak, kader untuk kehidupan sosial di lingkungannya, dan kader untuk berpartisipasi dan membentuk anak-anak di masa depan.
Meninjau ulang dilemma struktur kebijakan yang seringkali di dalamnya terdapat diskrimasi perempuan akan hak-hak dalam Kebebasan mengeksplorasi potensi dalam dirinya sebagai manusia yang utuh. Pak Imam Mahdi, selaku Dosen Pembimbing dalam sambutannya menceritakan bagaimana dirinya menganggap Kebebasan perempuan dalam meningkatkan nilai dan Pengembangan keterampilan sebagai sebuah urgensi. Pak Imam Mahdi tidak keberatan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang di-notabene kan sebagai pekerjaan perempuan. Selain itu, beliau memperbolehkan istrinya untuk tetap bekerja bahkan membangun karir sebagai dosen di Universitas Islam Indonesia. Tak lupa, beliau menambahkan bahwa Pengabdian merupakan Indikator utama dalam merealisasikan ide dan pembelajaran yang sesungguhnya.
Upaya penyuluhan program pelatihan dengan lebih signifikan, Tim Riset Materi yang di ketuai oleh Marsyal dan Valins memaparkan secara eksplisit substansi, tujuan dan luaran yang diharapkan dari setiap pelatihan yang akan diselenggarakan. Marsyal dan Valins juga tak lupa mengelaborasikan definisi program Sekolah Srikandi yang dirancang melalui observasi yang didasari oleh kebutuhan fundamental masyarakat Perempuan di Kebonagung dan potensi Pengembangan keterampilan perempuan di Desa Kebonagung yang linier untuk beradaptasi dengan kemajuan digitalisasi.
Pada Sesi Terakhir, seperangkat desa yang berpartisipasi dalam mendukung realisasi Sekolah Srikandi, yang dihadiri oleh Muhammad Badar Anugrah Illahi selaku Ketua Pelaksana PPKO, Bu Marjiyem selaku Kepala Kalurahan Kebonagung, Bu Rejeb selaku Ketua Kelompok Desa Prima Agung Mandiri Kebonagung dan Bu Lita sebagai Sekretaris PKK sekaligus sebagai Perwakilan PKK menandatangani Momerendum of Understanding sebagai pengesahan resmi dibukanya Sekolah Srikandi yang diselenggarakan oleh PPK Ormawa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (BEM FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam upaya membentuk konstruksi sosial yang lebih inklusif dan distributif di Desa Kebonagung, akan dilaksanakannya Program Pelatihan Pemberdayaan Perempuan bernama “Sekolah Srikandi” yang didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dan dipertanggungjawabkan oleh 26 Mahasiswa PPK Ormawa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (BEM FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penutupan acara ini menandai langkah awal yang penuh harapan bagi pemberdayaan perempuan di Desa Kebonagung. Dengan kolaborasi antara BEM FISIPOL Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, serta dukungan penuh dari masyarakat dan perangkat desa, kami yakin Program Sekolah Srikandi akan menjadi wadah yang efektif untuk mengembangkan potensi perempuan melalui pelatihan soft-skill, UMKM, dan kreativitas.
Semoga upaya ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi perempuan Desa Kebonagung dalam peran mereka sebagai ibu dan anggota masyarakat, tetapi juga menginspirasi daerah lain untuk mengikuti jejak yang sama. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan berpartisipasi dalam menyukseskan program ini. Bersama, kita wujudkan masyarakat yang lebih inklusif dan sejahtera.
Perempuan Bersatu, Bergerak Padu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H